wajah-wajah ceria ketika kembali menyambut kuliah disemester baru. semoga semester ini dan seterusnya akan lebih baik dan dapat menyelesaikan kuliah dengan cepat dan mendapat pekerjaan yang bagus Amin
Kita Bisa Jika Kita Berfikir Bisa
Sabtu, 21 Maret 2015
motivasi dan partisipasi kerja. tugas SDM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sekarang
ini sumber daya manusia merupakan unsur terpenting dalam sebuah kelompok
organisasi atau perusahaan untuk menjalankan tugas-tugas organisasi tersebut.
Selain sumber daya manusia unsur terpenting lainnya dalam suatu kelompok
organisasi atau perusahaan adalah modal sarana kerja, alat-alat produksi berupa mesin-mesin,
bahan mentah dan bahan baku, perangkat lunak seperti metode kerja serta pasar
bagi organisasi niaga, tetap diperlukan serta tetap mempunyai arti penting,
tidak akan ada yang menyanggahnya.
Mengingat bahwa sumber daya manusia
merupakan unsur yang terpenting, pemeliharaan hubugan yang continue dan serasi dengan para karyawan dalam setiap organisasi
menjadi sangat penting. Teori manajemen sumber daya manusia memberikan petunjuk
bahwa hal-hal yang penting di perhatikan dalam pemiliharaan hubungan tersebut
antara lain menyangkut motivasi kerja.
Manajer atau pemimpin adalah orang-orang yang
mencapai hasil melalui orang lain. Orang lain itu adalah para bawahan.
Berhubung dengan itu menjadi kewajiban dari setiap pemimpin agar para
bawahannya berprestasi. Prestasi bawahan, terutama disebabkan oleh dua hal
yaitu: kemampuan dan daya dorong. Kemampuan dan sifat-sifat pribadi, sedang daya
dorong dipengaruhi oleh sesuatu yang ada dalam diri seseorang dan hal-hal lain
di luar dirinya.
Daya
dorong yang ada dalam diri seseorang, sering disebut motivasi. Daya dorong di
luar diri seseorang, harus ditimbulkan pemimpin dan agar hal-hal di luar diri
seseorang itu turut mempengaruhinya. Pemimpin harus memilih berbagai sarana
atau alat yang sesuai dengan orang itu.
Sejak
adanya hubungan atasan-bawahan, manusia telah berusaha meneliti daya dorong
yang menyebabkan bawahan bertindak. Sejarah menunjukkan bahwa daya dorong itu
berbeda dari masa ke masa. Dengan kata lain teori motivasi yang berlaku umum
tidak akan pernah ada. Dalam sejarahnya teori motivasi berkembang di era tahun
1950-an. Mula-mula orang menganggap bahwa daya dorong itu adalah ketakutan,
pada akhirnya ternyata bukan demikian. Diadakan percobaan dengan penerapan perbaikan
cara kerja sebagai hasil penelitian “time and motion studies”, ternyata bahwa
hal ini bukan sepenuhnya benar. Pengertian yang mendalam kepada manusia
ternyata menjadi kunci ditemukannya daya pendorong manusia untuk bertindak.
Salah satu sasaran penting dalam
rangka manajemen sumber daya manusia dalam suatu organisasi yaitu terciptanya
kepuasan kerja karyawan organisasi yang bersangkutan, yang lebih lanjut akan
meningkatkan perestasi kerja. Dengan kepuasan karja tersebut diharapkan
pencapaian tuajuan organisasi akan lebih baik dan akurat. Untuk itu sangant
penting untuk organisasi untuk memberikan faktor pendorong atau motivasi kerja
kepada karyawan-karyawannya, sehingga apa yang di inginkan dapat tercapai.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi dan partisipasi kerja?
2. Apa yang mendasari terbentuknya motivasi kerja?
3. Bagaimana prinsip-prinsip dan tehnik-tehnik dalam
motivasi dan partisipasi kerja?
4. Bagaimana hubungan antara motivasi dan partisipasi kerja
dalam kinerja suatu karyawan?
5. Bagaimanakah pandangan motivasi dan partisipasi kerja
dalam sebuah organisasi?
1.3
TUJUAN
1.
Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat dan sebagai
tugas yang diberikan oleh Dosen dalam memenuhi syarat mengembangkan materi yang
diberikan sebagai bahan diskusi. Dan bagi kami pribadi sebagai mahasiswa
diharapkan makalah ini dapat membantu kami dalam menjalankan tugas diskusi.
2. Bagi
Pembaca
Makalah
ini dimaksudkan untuk membahas tentang Motivasi dan partisipasi kerja dalam
sebuah perusahaan. Dan diharapkan makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai Motivasi
dan Partisipasi kerja. Para pembaca yang dominan dari kaula mahasiswa bisa
digunakan untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas, sehingga
kedepannya tercipta sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas.
1.4
MANFAAT
Dalam makalah yang kami susun ini, ada beberapa manfaat
atau pelajaran/pengetahuan yang dapat diperoleh diantaranya:
1.
Dapat mengetahui apa
yang dimaksud dengan motivasi kerja.
2.
Dapat mengetahui apa
saja yang mendasari terbentuknya motivasi dan partisipasi kerja.
3.
Dapat mengetahui
prinsip dan tehnik yang apa saja yang akan dilakukan untuk memicu timbulnya
motivasi dan partisipasi kerja.
4.
Dapat mengetahui
hubungan antara motivasi dan partisipasi kerja dalam kinerja.
5.
Dapat mengetahui
pandangan motivasi dan partisipasi kerja dalam sebuah organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
MOTIVASI DAN PARTISIPASI KERJA MENURUT PARA AHLI
a. George R. Terry berpendapat “motivasi kerja adalah suatu
keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak sesuatu”.
b. Dr. Sondan P. Siagian, MPA berpendapat bahwa: “Motivasi
kerja merupakan keseluruhan proses pemberian motiv berkerja para bawahan
sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
c. Wahjosumadjo menyatakan, “motivasi kerja merupakan suatu
prsoses psikologis yang mencerminkan interaski antara sikap kebutuhan persepsi
dan kepuasan yang terjadi pada diri seseorang
d. G. Terry mengemukakan bahwa “Motivasi diartikan sebagai
mengusahakan supaya seseorang dapat menyelesaikan mempekerjaan dengan semangat
karena ia ingin melaksanakannya”.
e. M. Manullang memberikan pengertian motivasi sebagai
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer memberikan inspirasi, semangat
dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawan untuk mengambil
tindakan-tindakan. Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan
orang-orang karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil
sebagaimana dikehendaki dari orang-orang tersebut.
2.2
DASAR-DASAR TERBENTUKNYA MOTIVASI DAN PARTISIPASI KERJA
Pada
dasarnya motivasi dapat mamacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat
mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan produkitvitas kerja karyawan
sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaaan. Sumber motivasi ada
tiga faktor, yakni:
1. Kemungkinana untuk berkembang
2. Jenis pekerjaan
3. Apakah mereka dapat merasa bagga menjadi bagian dari perusahaan
tempat mereka bekerja.
Di
samping itu terdapat beberapa aspek yang terpengaruh terhadap motivasi kerja
karyawan, yakni: rasa aman dalam bekerja, mendapatkan gaji yang adil dan
kompetitif. Lingkungan kerja yang menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja
dan perlakuan yang adil dari manajemen. Dengan melibatkan karyawan dalam
pengambilan keputusan, pekerjaan yang menarik menantang, kelompok dan
rekan-rekan kerja yang menyenangkan, kejelasan akan standar keberhasilan,
output yang diharapkan serta, bangga terhadap pekerjaan dan perusahaan dapat
menjadi faktor pemicu kerja karyawan.
Pada
dasarnya proses dapat digambarkan jika seseorang tidak puas akan mengakibatkan
ketegangan, yang pada akhirnya akan mencapai jalan atau tindakan untuk memenuhi
dan terus mencari kepuasan yang menurut ukurannya sendiri sudah sesuai dan
harus terpenuhi. Sebagai contohnya, beberapa karyawan secara regular
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berbicara atau mendiskusikan sesuatu
di kantor, yang sebenarnya hanya untk memuaskan kebutuhan sosialnya. Langkah
ini sebagai suatu usaha yang bagus, namun tidak produktif dapat mewujudkan
hasil kerja atau target kerja.
2.3 PRINSIP-PRINSIP
DALAM MEWUJUDKAN MOTIVASI DAN PARTISIPASI KERJA
Dalam
memotivasi dan partisipasi kerja terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi dan
berpartisipasi dalam bekerja, yaitu:
a. Prinsip partisipasi
Dalam
upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi
dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pimpinan.
Contoh: sebuah
perusahaan menginginkan adanya produk baru yang akan dikeluarkan oleh
perusahaannya. Maka disini pegawai diharapkan dapat ikut serta berpartisipasi
memberikan ide-ide tentang produk apa saja yang hendak diciptakan dan bagaimana
prosedur pengerjaannya.
b. Prinsip
komunikasi
Dalam
sebuah perusahaan, komunikasi dan informasi antara atasan dan bawahan atau
sesama pegawai harus terjalin dengan lancar agar pekerjaan pun berjalan dengan
baik sesuai yang diharapkan.
Contoh: Pemimpin
mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian
tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi
kerjanya.
c. Prinsip
mengakui andil bawahan
Pemimpin
mengakui bahwa bawahan mempunyai andil di dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan
pengakuan tersebut pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
Contoh: dalam
membuat suatu keputusan, pemimpin juga harus memberikan kesempatan dan mengikut
sertakan pegawai agar pegawai merasa benar-benar dibutuhkan di perusahaan
tersebut. Dan secara otomatis mereka akan termotivasi untuk lebih giat bekerja
dan berpartisipasi menuangkan ide-idenya.
d. Prinsip pendelegasian wewenang
Pemimpin
yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk
sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya,
akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai
tujuan yang di harapkan oleh pemimpin.
e. Prinsip memberi perhatian
Pemimpin
memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, maka secara
tidak langsung mereka akan termotivasi bekerja sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh pemimpin.
Contoh: memberikan kompensasi kepada
karyawan yang berprestasi sebagai bentuk apresiasi dan dorongan agar mereka
semakin berpartisipasi dalam bekerja.
2.4
TEHNIK MOTIVASI
DAN PARTISIPASI KERJA PEGAWAI
Beberapa
teknik motivasi kerja pegawai, antara lain sebagai berikut:
1. Teknik
pemenuhan kebutuhan pegawai
Pemenuhan
kebutuhan pegawai merupakan fundamen yang mendasari perilaku kerja. Kita tidak
mungkin dapat memotivasi kerja pegawai tanpa memperhatikan apa yang
dibutuhkannya.
Contoh: pegawai
yang bekerja didalam kantor dan mengurus dokumen-dokumen kantor maka yang
dibutuhkan adalah berupa computer dengan perlengkapan-perlengkapannya untuk
memudahkan pekerjaannya. Dan bagi pegawai yang bertugas dilapangan diberikan
kendaraan dinas misalnya.
2. Teknik
komunikasi persuasive
Teknik
komunikasi persuasif merupakan salah satu tehnik memotivasi kerja pegawai yang
dilakukan dengan cara mempengaruhi pegawai secara ekstralogis. teknik ini
dirumuskan “AIDDAS”
A = Attention
(perhatian)
I = Intereset
(minat)
D = Desire
(hasrat)
D = Decision
(keputusan)
A = Action
(aksi/tindakan)
S =
Satisfaction (keputusan)
Penggunaannya, pertama kali pemimpin
harus memeberikan perhatian kepada pegawai tentang pentingnya tujuan dari satu
pekerjaan agar timbul minat pegawai terhadap pelaksanaan kerja, jika telah
timbul minatnya maka harus menjadi kuat untuk mengambil keputusan dan melakukan
tindakan kerja dalam mencapai tujuaan yang diharapkan oleh pemimpin. Dengan
demekiaan, pegawai akan bekerja dengan motivasi tinggi dan merasa puas terhadap
hasil kerjaanya.
2.5
HUBUNGAN MOTIVASI
DAN PARTISIPASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI
Faktor-faktor yang mempengeruhi
kinerja seseorang menurut casio, (2003), di antaranya motivasi kerja karna kita
ketahui bahwa kinerja karyawan adalah catatan hasil kerja/aktivitas tertentu
yang di capai selama periode waktu tertentu. Ada lima criteria primer untuk
mengukur kinerja yaitu:
1. Quality,
merupakan tingkat atau sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan
mendekati tujuan yang di harapkan.
2. Quantity,
merupakan jumlah yang di hasilkan, misalnya jumlah rupiah, jumlah unit.
3. Timeliness,
adalah tingkat sejauh mana suatu kegiatan di selesaikan pada waktu yang di
kehendaki dengan memperhatikan koordinasi ouput lain serta waktu yang tersedia
untuk kegiatan lain.
4. Need for
supervision, adalah tingkat sejauhmana seseorang pekerja dapat melaksanakan
suatu fungsi pekerjaan taa memerlukan pengewasan seseorang manajer untuk
mencegah tindakan yang kurang di inginkan.
5. Interpersonal
impact, merupakan tingkat sejauh mana karyawan memilihara harga diri, nama baik
dan kerja sama di antara rekan kerja dan bawahan.
Di antara beberapa criteria primer
untuk mengukur kinerja, maka seorang manajer harus malakukan motivasi kerja
pada karyawan-kaeyawan guna untuk criteria primer dapat terlaksana dengan baik.
Kinerja karyawan baik dan tidak baik juga merupakan salah satu dorongan dari
motivasi kerja
2.6 PANDANGAN
MOTIVASI DAN PARTISIPASI KERJA DALAM ORGANISASI
Berbagai
Pandangan Motivasi Kerja Dalam Organisasi yaitu:
1. Model tradisional
Model
motivasi tradisional dihubungkan dengan tokoh Fredrick Taylor untuk memberikan
dorongan kepada karyawan agar melakukan tugas mereka dengan berhasil, para
manajer menggunakan sistem upah. Semakin banyak mereka menghasilkan/mencapai
hasil kerja yang sempurna, semakin besar penghasilan yang akan mereka dapatkan.
2. Model hubungan manusiawi
Elton
Maya dan peniliti tentang hubungan manusia lainnya menemukan bahwa kontak
sosial yang dialami mereka, dan kebosanan serta rutinitas pekerjaan merupakan
hal-hal yang mengurangi motivasi dalam bekerja. Sehingga mereka menganjurkan
para manajer bisa memotivasi karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial dan
membuat mereka merasa penting dan berguna. Perusahaan mencoba untuk mengakui
kebutuhan sosial karyawan dan mencoba memotivasi mereka dengan meningkatkan
kepuasan kerja. Para karyawan diberi lebih banyak waktu kebebasan untuk
mengambil keputusan dalam pekerjaannya. Dalam model atasan mereka memperlakukan
dengan baik dan tenggang rasa juga penuh perhatian atas kebutuhan mereka.
3. Model sumber daya manusia
Tugas
manajer dalam model ini, bukanlah menyuap para karyawan dengan upah atau uang
saja tetapi juga untuk mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam mencapai
tujuan organisasi dan anggotanya, dimana setiap karyawan menyumbangkan sesuai
dengan kepentingan dan kemampuannya masing-masing.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN:
Dalam
sejarah teori motivasi berkembang di era tahun 1950-an, dimana proes dan
formulasi telah terbentuk ketika itu. Kata motivasi (motivation) kata dasarnya yaitu motiv (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang orang
melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang
mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/keinginan,
yang berlangsung secara sadar.
Berdasarkan
pendapat para tokoh-tokoh dapat disimpulkan bahwa motiv merupakan suatu
dorongan kebutuhan dalam diri yang dimana menyusuaikan diri terhadap
lingkungannya, sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar
mampu mencapai tujuan dari motivnya.
Motivasi
kerja sangat penting dilaksanakan oleh seorang manajer pada karyawannya guna
meningkatkan kemampuan karyawan dan loyalitas karyawan pada perusahaan dan
perusahaan akan memperoleh keuntungan dari kinerja karyawan yang begitu baik.
3.2
SARAN:
Kami
menyadari bahwa makala yang telah kami susun ini yang berjudul Motivasi dan
Partisipasi Kerja ini, masih memeliki kekurangan-kekurangan maka dari itu
diharapkan para mahasiswa dan pembaca untuk mengkonsumsi buku-buku yang penulis
pakai dalam menyusun makala ini untuk mengetahui terlebih dalam lagi
kelengkapan dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
·
Prof. Dr. J. Winardi, SE. 2011. Motivasi Pemotivasiaan. PT. RajaGrafindopersada. Jakarta
·
Prof. Dr. Sondang. P. Siagian, MPA. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta
·
Gary Dessler. Manajemen
Sumber Daya Manusia, edisi kesepuluh, jilid II. Indeks. Jakarta
·
Nurlaila, SE.M.SI. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia I.
LepKhair
·
M. Thahrim. Sumber
Daya Manusia Dan Organisasi. LepKhsir
·
M.Manullah, Manajemen
Personalia, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2001.
·
Veithzal Rivai,
Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Jakarta, PT. Raja Grafindo , 2001.
·
M.Ma’ruf Abdullah,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Banjarmasin, Antasari Press, 2007.
·
Bary Dessler,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Indonesia, PT Indeks Gremadia, 2005.
Minggu, 25 Januari 2015
Kebersamaan
untuk mencari kesenangan kita tidak perlu mengeluarkan banyak biaya cukup akrab, ramah dan jujur kepada orang lain. maka mereka akan senang dengan kita.
produk jasa dan strategi penentuan merek (pemasaran)
A. Definisi produk jasa dan
merek
Ø Produk Jasa
Dalam
definisi luas, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasara
untuk daya tarik, akusisi, penggunaan, atau komsumsi yang bisa memuaskan suatu
keinginan atau kebutuhan. Produk tidak hanya meliputi objek-objek fisik tetapi
juga jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide, atau campuran entitas-entitas
ini. Jasa adalah produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau kepuasan
yang dijual dan pada intinya tak berwujud, seperti perbankan, hotel, perencaan
pajak, dan jasa perbaikan rumah.
Produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk daya tarik, akuisisi,
penggunaan, atau konsumsi yang bisa memuaskan suatu keinginan atau
kebutuhan. Produk tidak hanya berupa objek-objek yang berwujud namun
bisa juga berupa kepuasan atas suatu pelayanan yang telah digunakan. Sebagai
contoh : jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide, atau campuran
entitas-entitas ini.
Menurut
Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai
tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai
dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.
Menurut
Kotler dan Keller (2009 ; 4) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang
fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi,
dan ide.
Jasa adalah
produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang dijual dan pada
intinya tak berwujud, seperti: perbankan, hotel, perencanaan pajak, perbaikan
rumah, salon, rumah sakit, konsultasi dan lain-lain.
Karakteristik
jasa ditentukan oleh empat karakteristik kunci yaitu tak berwujud, tak
terpisahkan, variabilitas, dan dapat musnah. Masing-masing karakteristik
mempunyai masalah dan persyaratan pemasaran. Para pemasar berusaha mencari cara
agar jasa lebih berwujud, meningkatkan produktivitaspenyedia yang tak dapat
dipisahkan dari produk mereka, menetapkan standar kualitas untuk menghadapi
variabilitas, serta meningkatkan pergerakan permintaan dan kapasitas persediaan
untuk menghadapi musnahnya jasa.
Perusahaan
jasa yang baik memusatkan perhatian pada pelanggan dan karyawan. Perusahaan
jasa memahami rantai laba jasa, yang menghubungkan laba perusahaan jasa dengan
karyawan dan kepuasan pelanggan. Strategi pemasaran jasa tidak hanya memerlukan
pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran internaluntuk memotivasi karyawan dan
pemasaran interaktif untuk menciptakan keahlian penghantaran jasa di antara
penyedia jasa. Agar berhasil, Pemasar jasa harus menciptakan diferensiasi
kompetitif, menawarkan kualitas jasa yang tinggi, dan menemukan cara untuk
meningkatkan produktivitas jasa.
Ø Merek
Beberapa
analisi memandang merek sebagai aset pemasaran perusahaan yang utama. Merek
lebih dari sekedar nama dan lambang merek membentuk segala arti produk atau
jasa bagi konsumen. Ekuitas merek adalah pengaruh diferensial positif bahwa
mengenal nama merek akan membuat pelanggan merespons produk atau jasa. Merek
dengan ekuitas merek yang kuat adalah aset yang sangat berharga.
Merek
lebih dari sekadar nama dan lambang—merek membentuk
segala arti produk atau jasa bagi konsumen. Merek oleh perusahaan
dianggap sebagai ekuitas atau modal yang sangat berharga untuk kelanjutan
perusahaannya, karena merek merupakan ujung tombak ingatan konsumen terhadap
produk atau jasa yang meraka hasilkan. Ekuitas merek, adalah nilai dari
suatu merek, sejauh mana merek itu mempunyai loyalitas merek yang tinggi,
kesadaran nama, kualitas yang diterima, asosiasi merek yang kuat, serta asset
lain seperti paten, merek dagang, dan hubungan saluran. Ekuitas
merek adalah pengaruh diferensial positif bahwa mengenal nama merek akan
membuat pelanggan merespons produk atau jasa
Merek
secara garis besar adalah nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan,
atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk
atau jasa dari satu kelompok penjual dan membedakannya dengan produk pesaing.
Kriteria
pemilihan elemen merek yaitu dapat diingat, berarti, dapat disukai, dapat
ditransfer, dapat disesuaikan dan dapat
dilindungi.
B. Tingkatan Produk
Suatu
produk lebih dari sekedar kumpulan fitur berwujud yang sederhana. Sebenarnya,
banyak penawaran pasar yang terdiri dari kombinasi barang yang berwujud dan
jasa, mulai dari barang-barang berwujud murni pada satu sisi sampai jasa murni
di pihak lain. Masing-masing produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan
dapat dipandang pada tiga tingkat. Produk inti terdiri dari manfaat
penyelesaian masalah inti yang dicari konsumen ketika mereka membeli sebuah
produk. Produk aktual berada di sekitar inti dan meliputi tingkat kualitas,
fitur, desain, nama merek, dan kemasan. Produk tambahan adalah produk aktual
ditambah beragam jasa dan manfaat yang ditawarkan bersamanya, seperti jaminan,
pengiriman gratis, instalasi, dan pemeliharaan.
·
Klasifikasi Utama Produk
dan Jasa
Produk
dan jasa dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan tipe konsumen yang
menggunakannya yaitu produk konsumen dan produk industri.
1.
Poroduk konsumen
Produk
konsumen adalah produk dan jasa yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumsi
pribadi. Pemasar biasanya menggolongkan produk dan jasa ini lebih jauh
berdasarkan bagaimana cara konsumen membelinya. Produk konsumen meliputi :
a.
Produk kebutuhan
sehari-hari (convenience product) adalah produk dan jasa konsumen
yang biasanya sering dan segera dibeli pelanggan, dengan usaha pembandingan dan
pemebelian yang minimun. Contohnya : sabun, dan makanan cepat saji.
b.
Produk
belanja (shopping product) adalah produk dan jasa konsumen yang lebih
jarang dibeli dan pelanggan membandingkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya
produk secara cermat. Contohnya : perabot, pakaian, mobil.
c.
Produk
khusus (specially product) adalah produk dan jasa konsumen dengan
karakteristik unik atau identifikasi merek di mana sekelompok pembeli
signifikan bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Contohnya : merek dan
tipe mobil tertentu, jasa dokter dan ahli hukum.
d.
Produk yang tak
dicari (unsought product) adalah produk konsumen yang mungkin tidak
dikenal konsumen atau produk yang mungkin dikenal konsumen tetapi biasanya
konsumen tidak berpikir untuk membelinya. Contohnya : Asuransi jiwa, jasa
praperencanaan pemakaman.
2.
Produk industry
Produk
industry adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau untuk
digunakan dalam menjalankan suatu bisnis yang meliputi bahan dan suku cadang,
barang modal, persediaan dan jasa. Perbedaan antara produk konsumen dengan
produk industri didasarkan pada tujuan untuk apa produk itu dibeli.
C. Keputusan Pihak Perusahaan
Dalam Penentuan Merek
Dalam
membangun merek, perusahaan harus membuat keputusan tentang:
1.
Keputusan produk dan jasa
individual melibatkan atribut produk, penetapan merek, kemasan, pelabelan, dan
pelayanan pendukung produk. Keputusan suatu produk melibatkan kualitas produk,
fitur, serta gaya dan desain. Keputusan penetapan merek meliputi pemilihan nama
merek dan pengembangan strategi merek. Kemasan memberikan manfaat kunci,
seperti perlindungan, ekonomi, kenyamanan, dan promosi. Keputusan kemasan
sering meliputi desain label, yang menunjukkan, menggambarkan, dan mungkin
mempromosikan produk. Perusahaan juga mengembangkan jasa pendukung produk yang
meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan serta perlindungan terhadap
pesaing.
·
Atribut
produk, Keputusan atribut produk melibatkan kualitas produk,
fitur, serta gaya dan desainterhadap produk tersebut.
·
Penetapan
merek, Keputusan penetapan merek meliputi pemilihan nama merek
dan mengembangkan strategi merek.
·
Kemasan, memberikan banyak
manfaat kunci, seperti perlindungan, ekonomi, kenyamanan, dan promosi Keputusan
kemasan sering meliputi desain label, yang menunjukkan, menggambarkan, dan
mungkin mempromosikan produk
·
Pelabelan, Label melakukan
beberapa fungsi; label mengidentifikasi produk atau merek, label juga
menggambarkan beberapa hal mengenai produk seperti: yang membuat, di mana
dibuat, isinya, bagaimana penggunannya, dan bagaimana menggunakannya secara
aman. Dewasa ini, pemberian label dipengaruhi oleh penetapan harga unit,
tanggal kedaluarsa dan label keterangan gizi/nutritional labeling.
·
Pelayanan pendukung produk
Perusahaan juga mengembangkan jasa pendukung produk yang meningkatkan
pelayanan dan kepuasan pelanggan serta perlindungan terhadap pesaing
2.
Keputusan lini produk.
Sebagian besar perusahaan menghasilkan satu lini produk dari pada satu produk
tunggal. Lini produk adalah sekelompok produk yang berhubungan dalam fungsi,
kebutuhan pembelian pelanggan, atau saluran distribusi. Perluasan lini
melibatkan perluasan lini ke bawah, ke atas, atau kedua arah untuk mengisi
celah yang bisa diisi oleh pesaing. Sebaliknya, pengisian lini menambahkan
barang di dalam kisaran lini yang ada. Semua lini produk dan barang yang
ditawarkan kepada pelanggan oleh penjual tertentu membentuk bauran produk.
3.
Keputusan bauran produk
dapat dijelaskan melalui empat dimensi yaitu lebar, panjang, kedalaman, dan
konsistensi. Dimensi ini untuk mengembangkan strategi produk perusahaan.
D. Strategi Penetapan Merek
Merek
merupakan aset pemasaran perusahaan yang utama. Merek lebih dari sekedar nama
dan lambang merek membentuk segala arti produk atau jasa bagi konsumen. Ekuitas
merek adalah pengaruh diferensial positif bahwa mengenal nama merek akan
membuat pelanggan merespons produk atau jasa. Merek dengan ekuitas merek yang
kuat adalah aset yang sangat berharga.
Dalam
membangun merek, perusahaan harus membuat keputusan tentang postioning merek,
pemilihan nama merek, sponsor merek, dan pengembangan merek. Positioning merek
yang paling kuat membentuk kepercayaan dan nilai konsumen yang kuat. Pemilihan
nama merek melibatkan penemuan nama merek terbaik berdasarkan tinjauan seksama
manfaat produk, pasar sasaran, dan strategi pemasaran yang diajukan. Produsen
mempunyai empat pilihan sponsor merek yaitu produsen bisa meluncurkan merek
produsen (atau merek nasional), menjual kepada penjual perantara yang
menggunakan merek pribadi, memasarkan merek berlisensi, atau menggabungkan
kekuatan lain untuk co-branding produk. Perusahaan juga mempunyai empat pilihan
ketika perusahaan mengembangkan merek. Perusahaan dapat memperkenalkan
perluasan lini, perluasan merek, multimerek, atau merek baru.
Perusahaan
harus membangun dan mengelola merek mereka dengan cermat. Positioning merek
harus terus dikomunikasikan dengan konsumen. Iklan bisa membantu. Namun, merek
tidak dibesarkan oleh iklan tetapi oleh pengalaman merek. Pelanggan mengetahui
sebuah merek melalui kisaran hubungan dan interaksi yang luas.
Perusahaan harus banyak memperhatikan pengelolaan titik sentuh ini
seperti yang dilakukan perusahaan ketika membuat iklannya. Oleh karena itu,
pengelolaaan aset merek perusahaan tidak bisa diserahkan hanya kepada manajer
merek. Sekarang beberapa perusahaan membentuk tim manajemen aset merek untuk
mengelolah merek utama mereka. Perusahaan harus mengaudit kekuatan dan
kelemahan merek meraka secara berkala. Merek mungkin harus direposisikan jika
ada perubahan preferensi pelanggan atau adanya pesaing baru.
E. Pengembangan Merek
Pengembangan
merek Perusahaan juga mempunyai empat pilihan ketika perusahaan
mengembangkan merek. Perusahaan dapat mernperkenalkan:
1.
Perluasan lini
Perluasan
lini (line extension), menggunakan nama merek sukses untuk memperkenalkan
tambahan jenis barang dalam kategori produk tertentu dengan menggunakan nama
merek yang sama, seperti aroma, bentuk, warna, bahan tambahan, atau ukuran
kemasan baru. Cara ini relatif biaya relatif murah, dapat sebagai memanfaatkan
kapasitas berlebih, atau sekedar meminta pengecer untuk menyediakan rak yang
lebih memadai. Cara ini mengandung resiko, yaitu meluasnya penjualan dapat
mengorbankan produk lain dalam lini, “mengkanibalisasi” produk lain dari
perusahaan sendiri.
2.
Perluasan merek
Perluasan
merek yaitu menggunakan nama merek sukses untuk meluncurkan produk baru
atau modifikasi dalam kategori baru. Yamaha menggunakan nama perusahaan
untuk produk yang berbeda seperti motor, piano, gitar. Perluasan merek
membuat suatu produk baru segera dikenali dan karenanyalebih cepat diterima.
Hal ini dapat menghemat biaya iklan. Jika sebuah perluasanlini gagal, hal itu
dapat membahayakan sikap konsumen terhadap produk lain dengan nama merek
yang sama. Selain itu, nama merek mungkin tidak tepat bagi produk baru
tertentu. Nama merek jika dipakai berlebihan mungkin menghilangkan posisi
tertentu dibenak khalayak.
3.
Multimerek
Perusahaan
seringkali memperkenalkan merek tambahan dalam kategori yangsama. Pemberian
multimerek memberikan sebuah cara untuk membangun sifat dan ketertarikan
yang berbeda bagi motif pembelian yang berbeda. Hal itu juga memungkinkan
perusahaan untuk menempati ruang yang lebih banyak dirak pengecer. Perusahaan
mungkin ingin melindungi merek utamanya denganmembuat merek pengiring (flanker)
atau merek petarung (fighter brands). Akhirnya perusahaan dapat
mengembangkan nama merek terpisah untuk berbagai daerah atau
negara. Kerugian utama dari pemberian multimerek adalah bahwa setiap merek
mungkin hanya memperoleh pangsa pasar yang kecil.
Merek
baru Perusahaan dapat menciptakan nama merek baru ketika memasuki kategori produk
baru, karena tidak satu pun merek yang ada cocok. Kemungkinan lain,perusahaan
mungkin melihat bahwa pengaruh nama merek yang ada sekarangmemudar dan
diperlukan nama merek baru. Kemungkinan lainnya perusahaanmungkin memperoleh
merek baru dalam kategori baru lewat akuisisi. Penawaranmerek baru yang terlalu
banyak dapat menyebabkan penyebaran sumber dayaperusahaan pada masing-masing.
Namun,
merek tidak dibesarkan oleh iklan tetapi oleh pengalaman
merek. Pelanggan mengetahui sebuah merek melalui kisaran hubungan dan
interaksi yang luas seperti Manajemen Aset Merek dimana Perusahaan harus banyak
memperhatikan pengelolaan titik sentuh ini seperti yang dilakukan perusahaan
ketika membuat iklannya. Oleh karena itu, pengelolaan aset merek perusahaan
tidak bisa diserahkan hanya kepada manajer merek.
Sekarang
beberapa perusahaan membentuk tim manajemen aset merek untuk mengelola merek
utama mereka yaitu Audit Merek. Terakhir, perusahaan harus mengaudit kekuatan
dan kelemahan merek mereka secara berkala. Dalam beberapa kasus, merek mungkin
harus direposisikan karena perubahan preferensi pelanggan atau adanya pesaing
baru.
Langganan:
Postingan (Atom)