A. Definisi produk jasa dan
merek
Ø Produk Jasa
Dalam
definisi luas, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasara
untuk daya tarik, akusisi, penggunaan, atau komsumsi yang bisa memuaskan suatu
keinginan atau kebutuhan. Produk tidak hanya meliputi objek-objek fisik tetapi
juga jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide, atau campuran entitas-entitas
ini. Jasa adalah produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau kepuasan
yang dijual dan pada intinya tak berwujud, seperti perbankan, hotel, perencaan
pajak, dan jasa perbaikan rumah.
Produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk daya tarik, akuisisi,
penggunaan, atau konsumsi yang bisa memuaskan suatu keinginan atau
kebutuhan. Produk tidak hanya berupa objek-objek yang berwujud namun
bisa juga berupa kepuasan atas suatu pelayanan yang telah digunakan. Sebagai
contoh : jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide, atau campuran
entitas-entitas ini.
Menurut
Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai
tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai
dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.
Menurut
Kotler dan Keller (2009 ; 4) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang
fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi,
dan ide.
Jasa adalah
produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang dijual dan pada
intinya tak berwujud, seperti: perbankan, hotel, perencanaan pajak, perbaikan
rumah, salon, rumah sakit, konsultasi dan lain-lain.
Karakteristik
jasa ditentukan oleh empat karakteristik kunci yaitu tak berwujud, tak
terpisahkan, variabilitas, dan dapat musnah. Masing-masing karakteristik
mempunyai masalah dan persyaratan pemasaran. Para pemasar berusaha mencari cara
agar jasa lebih berwujud, meningkatkan produktivitaspenyedia yang tak dapat
dipisahkan dari produk mereka, menetapkan standar kualitas untuk menghadapi
variabilitas, serta meningkatkan pergerakan permintaan dan kapasitas persediaan
untuk menghadapi musnahnya jasa.
Perusahaan
jasa yang baik memusatkan perhatian pada pelanggan dan karyawan. Perusahaan
jasa memahami rantai laba jasa, yang menghubungkan laba perusahaan jasa dengan
karyawan dan kepuasan pelanggan. Strategi pemasaran jasa tidak hanya memerlukan
pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran internaluntuk memotivasi karyawan dan
pemasaran interaktif untuk menciptakan keahlian penghantaran jasa di antara
penyedia jasa. Agar berhasil, Pemasar jasa harus menciptakan diferensiasi
kompetitif, menawarkan kualitas jasa yang tinggi, dan menemukan cara untuk
meningkatkan produktivitas jasa.
Ø Merek
Beberapa
analisi memandang merek sebagai aset pemasaran perusahaan yang utama. Merek
lebih dari sekedar nama dan lambang merek membentuk segala arti produk atau
jasa bagi konsumen. Ekuitas merek adalah pengaruh diferensial positif bahwa
mengenal nama merek akan membuat pelanggan merespons produk atau jasa. Merek
dengan ekuitas merek yang kuat adalah aset yang sangat berharga.
Merek
lebih dari sekadar nama dan lambang—merek membentuk
segala arti produk atau jasa bagi konsumen. Merek oleh perusahaan
dianggap sebagai ekuitas atau modal yang sangat berharga untuk kelanjutan
perusahaannya, karena merek merupakan ujung tombak ingatan konsumen terhadap
produk atau jasa yang meraka hasilkan. Ekuitas merek, adalah nilai dari
suatu merek, sejauh mana merek itu mempunyai loyalitas merek yang tinggi,
kesadaran nama, kualitas yang diterima, asosiasi merek yang kuat, serta asset
lain seperti paten, merek dagang, dan hubungan saluran. Ekuitas
merek adalah pengaruh diferensial positif bahwa mengenal nama merek akan
membuat pelanggan merespons produk atau jasa
Merek
secara garis besar adalah nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan,
atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk
atau jasa dari satu kelompok penjual dan membedakannya dengan produk pesaing.
Kriteria
pemilihan elemen merek yaitu dapat diingat, berarti, dapat disukai, dapat
ditransfer, dapat disesuaikan dan dapat
dilindungi.
B. Tingkatan Produk
Suatu
produk lebih dari sekedar kumpulan fitur berwujud yang sederhana. Sebenarnya,
banyak penawaran pasar yang terdiri dari kombinasi barang yang berwujud dan
jasa, mulai dari barang-barang berwujud murni pada satu sisi sampai jasa murni
di pihak lain. Masing-masing produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan
dapat dipandang pada tiga tingkat. Produk inti terdiri dari manfaat
penyelesaian masalah inti yang dicari konsumen ketika mereka membeli sebuah
produk. Produk aktual berada di sekitar inti dan meliputi tingkat kualitas,
fitur, desain, nama merek, dan kemasan. Produk tambahan adalah produk aktual
ditambah beragam jasa dan manfaat yang ditawarkan bersamanya, seperti jaminan,
pengiriman gratis, instalasi, dan pemeliharaan.
·
Klasifikasi Utama Produk
dan Jasa
Produk
dan jasa dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan tipe konsumen yang
menggunakannya yaitu produk konsumen dan produk industri.
1.
Poroduk konsumen
Produk
konsumen adalah produk dan jasa yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumsi
pribadi. Pemasar biasanya menggolongkan produk dan jasa ini lebih jauh
berdasarkan bagaimana cara konsumen membelinya. Produk konsumen meliputi :
a.
Produk kebutuhan
sehari-hari (convenience product) adalah produk dan jasa konsumen
yang biasanya sering dan segera dibeli pelanggan, dengan usaha pembandingan dan
pemebelian yang minimun. Contohnya : sabun, dan makanan cepat saji.
b.
Produk
belanja (shopping product) adalah produk dan jasa konsumen yang lebih
jarang dibeli dan pelanggan membandingkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya
produk secara cermat. Contohnya : perabot, pakaian, mobil.
c.
Produk
khusus (specially product) adalah produk dan jasa konsumen dengan
karakteristik unik atau identifikasi merek di mana sekelompok pembeli
signifikan bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Contohnya : merek dan
tipe mobil tertentu, jasa dokter dan ahli hukum.
d.
Produk yang tak
dicari (unsought product) adalah produk konsumen yang mungkin tidak
dikenal konsumen atau produk yang mungkin dikenal konsumen tetapi biasanya
konsumen tidak berpikir untuk membelinya. Contohnya : Asuransi jiwa, jasa
praperencanaan pemakaman.
2.
Produk industry
Produk
industry adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau untuk
digunakan dalam menjalankan suatu bisnis yang meliputi bahan dan suku cadang,
barang modal, persediaan dan jasa. Perbedaan antara produk konsumen dengan
produk industri didasarkan pada tujuan untuk apa produk itu dibeli.
C. Keputusan Pihak Perusahaan
Dalam Penentuan Merek
Dalam
membangun merek, perusahaan harus membuat keputusan tentang:
1.
Keputusan produk dan jasa
individual melibatkan atribut produk, penetapan merek, kemasan, pelabelan, dan
pelayanan pendukung produk. Keputusan suatu produk melibatkan kualitas produk,
fitur, serta gaya dan desain. Keputusan penetapan merek meliputi pemilihan nama
merek dan pengembangan strategi merek. Kemasan memberikan manfaat kunci,
seperti perlindungan, ekonomi, kenyamanan, dan promosi. Keputusan kemasan
sering meliputi desain label, yang menunjukkan, menggambarkan, dan mungkin
mempromosikan produk. Perusahaan juga mengembangkan jasa pendukung produk yang
meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan serta perlindungan terhadap
pesaing.
·
Atribut
produk, Keputusan atribut produk melibatkan kualitas produk,
fitur, serta gaya dan desainterhadap produk tersebut.
·
Penetapan
merek, Keputusan penetapan merek meliputi pemilihan nama merek
dan mengembangkan strategi merek.
·
Kemasan, memberikan banyak
manfaat kunci, seperti perlindungan, ekonomi, kenyamanan, dan promosi Keputusan
kemasan sering meliputi desain label, yang menunjukkan, menggambarkan, dan
mungkin mempromosikan produk
·
Pelabelan, Label melakukan
beberapa fungsi; label mengidentifikasi produk atau merek, label juga
menggambarkan beberapa hal mengenai produk seperti: yang membuat, di mana
dibuat, isinya, bagaimana penggunannya, dan bagaimana menggunakannya secara
aman. Dewasa ini, pemberian label dipengaruhi oleh penetapan harga unit,
tanggal kedaluarsa dan label keterangan gizi/nutritional labeling.
·
Pelayanan pendukung produk
Perusahaan juga mengembangkan jasa pendukung produk yang meningkatkan
pelayanan dan kepuasan pelanggan serta perlindungan terhadap pesaing
2.
Keputusan lini produk.
Sebagian besar perusahaan menghasilkan satu lini produk dari pada satu produk
tunggal. Lini produk adalah sekelompok produk yang berhubungan dalam fungsi,
kebutuhan pembelian pelanggan, atau saluran distribusi. Perluasan lini
melibatkan perluasan lini ke bawah, ke atas, atau kedua arah untuk mengisi
celah yang bisa diisi oleh pesaing. Sebaliknya, pengisian lini menambahkan
barang di dalam kisaran lini yang ada. Semua lini produk dan barang yang
ditawarkan kepada pelanggan oleh penjual tertentu membentuk bauran produk.
3.
Keputusan bauran produk
dapat dijelaskan melalui empat dimensi yaitu lebar, panjang, kedalaman, dan
konsistensi. Dimensi ini untuk mengembangkan strategi produk perusahaan.
D. Strategi Penetapan Merek
Merek
merupakan aset pemasaran perusahaan yang utama. Merek lebih dari sekedar nama
dan lambang merek membentuk segala arti produk atau jasa bagi konsumen. Ekuitas
merek adalah pengaruh diferensial positif bahwa mengenal nama merek akan
membuat pelanggan merespons produk atau jasa. Merek dengan ekuitas merek yang
kuat adalah aset yang sangat berharga.
Dalam
membangun merek, perusahaan harus membuat keputusan tentang postioning merek,
pemilihan nama merek, sponsor merek, dan pengembangan merek. Positioning merek
yang paling kuat membentuk kepercayaan dan nilai konsumen yang kuat. Pemilihan
nama merek melibatkan penemuan nama merek terbaik berdasarkan tinjauan seksama
manfaat produk, pasar sasaran, dan strategi pemasaran yang diajukan. Produsen
mempunyai empat pilihan sponsor merek yaitu produsen bisa meluncurkan merek
produsen (atau merek nasional), menjual kepada penjual perantara yang
menggunakan merek pribadi, memasarkan merek berlisensi, atau menggabungkan
kekuatan lain untuk co-branding produk. Perusahaan juga mempunyai empat pilihan
ketika perusahaan mengembangkan merek. Perusahaan dapat memperkenalkan
perluasan lini, perluasan merek, multimerek, atau merek baru.
Perusahaan
harus membangun dan mengelola merek mereka dengan cermat. Positioning merek
harus terus dikomunikasikan dengan konsumen. Iklan bisa membantu. Namun, merek
tidak dibesarkan oleh iklan tetapi oleh pengalaman merek. Pelanggan mengetahui
sebuah merek melalui kisaran hubungan dan interaksi yang luas.
Perusahaan harus banyak memperhatikan pengelolaan titik sentuh ini
seperti yang dilakukan perusahaan ketika membuat iklannya. Oleh karena itu,
pengelolaaan aset merek perusahaan tidak bisa diserahkan hanya kepada manajer
merek. Sekarang beberapa perusahaan membentuk tim manajemen aset merek untuk
mengelolah merek utama mereka. Perusahaan harus mengaudit kekuatan dan
kelemahan merek meraka secara berkala. Merek mungkin harus direposisikan jika
ada perubahan preferensi pelanggan atau adanya pesaing baru.
E. Pengembangan Merek
Pengembangan
merek Perusahaan juga mempunyai empat pilihan ketika perusahaan
mengembangkan merek. Perusahaan dapat mernperkenalkan:
1.
Perluasan lini
Perluasan
lini (line extension), menggunakan nama merek sukses untuk memperkenalkan
tambahan jenis barang dalam kategori produk tertentu dengan menggunakan nama
merek yang sama, seperti aroma, bentuk, warna, bahan tambahan, atau ukuran
kemasan baru. Cara ini relatif biaya relatif murah, dapat sebagai memanfaatkan
kapasitas berlebih, atau sekedar meminta pengecer untuk menyediakan rak yang
lebih memadai. Cara ini mengandung resiko, yaitu meluasnya penjualan dapat
mengorbankan produk lain dalam lini, “mengkanibalisasi” produk lain dari
perusahaan sendiri.
2.
Perluasan merek
Perluasan
merek yaitu menggunakan nama merek sukses untuk meluncurkan produk baru
atau modifikasi dalam kategori baru. Yamaha menggunakan nama perusahaan
untuk produk yang berbeda seperti motor, piano, gitar. Perluasan merek
membuat suatu produk baru segera dikenali dan karenanyalebih cepat diterima.
Hal ini dapat menghemat biaya iklan. Jika sebuah perluasanlini gagal, hal itu
dapat membahayakan sikap konsumen terhadap produk lain dengan nama merek
yang sama. Selain itu, nama merek mungkin tidak tepat bagi produk baru
tertentu. Nama merek jika dipakai berlebihan mungkin menghilangkan posisi
tertentu dibenak khalayak.
3.
Multimerek
Perusahaan
seringkali memperkenalkan merek tambahan dalam kategori yangsama. Pemberian
multimerek memberikan sebuah cara untuk membangun sifat dan ketertarikan
yang berbeda bagi motif pembelian yang berbeda. Hal itu juga memungkinkan
perusahaan untuk menempati ruang yang lebih banyak dirak pengecer. Perusahaan
mungkin ingin melindungi merek utamanya denganmembuat merek pengiring (flanker)
atau merek petarung (fighter brands). Akhirnya perusahaan dapat
mengembangkan nama merek terpisah untuk berbagai daerah atau
negara. Kerugian utama dari pemberian multimerek adalah bahwa setiap merek
mungkin hanya memperoleh pangsa pasar yang kecil.
Merek
baru Perusahaan dapat menciptakan nama merek baru ketika memasuki kategori produk
baru, karena tidak satu pun merek yang ada cocok. Kemungkinan lain,perusahaan
mungkin melihat bahwa pengaruh nama merek yang ada sekarangmemudar dan
diperlukan nama merek baru. Kemungkinan lainnya perusahaanmungkin memperoleh
merek baru dalam kategori baru lewat akuisisi. Penawaranmerek baru yang terlalu
banyak dapat menyebabkan penyebaran sumber dayaperusahaan pada masing-masing.
Namun,
merek tidak dibesarkan oleh iklan tetapi oleh pengalaman
merek. Pelanggan mengetahui sebuah merek melalui kisaran hubungan dan
interaksi yang luas seperti Manajemen Aset Merek dimana Perusahaan harus banyak
memperhatikan pengelolaan titik sentuh ini seperti yang dilakukan perusahaan
ketika membuat iklannya. Oleh karena itu, pengelolaan aset merek perusahaan
tidak bisa diserahkan hanya kepada manajer merek.
Sekarang
beberapa perusahaan membentuk tim manajemen aset merek untuk mengelola merek
utama mereka yaitu Audit Merek. Terakhir, perusahaan harus mengaudit kekuatan
dan kelemahan merek mereka secara berkala. Dalam beberapa kasus, merek mungkin
harus direposisikan karena perubahan preferensi pelanggan atau adanya pesaing
baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar