Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah buah yang memiliki rasa asam dan agak pahit. manfaat jeruk nipis yang umumnya kita ketahui untuk menghilangkan bau amis atau penyedap makanan, namun ternyata manfaat jeruk nipis ini sangat banyak dan beragam. berdasarkan penelitian, kandungan vitamin C yang ada pada jeruk nipis melebihi kandungan vitamin C jenis jeruk lainnya.
Beberapa manfaat jeruk nipis untuk wajah antara lain membuat kulit wajah lebih halus, lebih putih secara alami, mempercantik kulit dan bermanfaat merapatkan pori-pori. Untuk memperoleh manfaat jeruk nipis bagi wajah, resepnya adalah ssediakan jeruk nipis yang masih segar, lalu belah menjadi 2 bagian. Lalu usapkan daging jeruk nipistersebut ke bagian wajah yang kasar dan kusam. Dengan melakukan ini secara rutin, maka wajah akan lwbih halus, putih, dan memiliki pori-pori yang rapat. Selain itu, buat kamu yang berjerawat, jeruk nipis bisa menjadi solusinya. Kamu bisa menggunakan perasan air jeruk nipis dan madu sebagai masker. Air perasan jeruk nipis dapat mengurangi minyak pada wajah, sedangkan kandungan antiseptik yang terdapat pada madu dapat membunuh bakteri penyebab jerawat.
Selain untuk wajah, jeruk nipis juga dapat membuat kuku bersih dan cemerlang. Caranya adalah dengan menggunakan perasan jeruk nipis untuk membersihkan dan menggosok kuku yang kusam. Jika dilakukan rutin, maka kuku kamu pasti bersih dan nggak kusam lagi. Selamat Mencoba.
Senin, 30 Desember 2013
Minggu, 29 Desember 2013
Persahabat bukan sekedar menerima mereka karena kelebihan, fisik maupun materinya. Tetapi menerima mereka apa adanya baik dari kekurangannya karena kita saling melengkapi. Sahabat selalu ada dan setia. Menemani saat suka dan duka, menopang masalah dan menyelesaikannya bersama bukan malah menghindari ketika kita ada masalah. Itulah sahabat yang sesungguhnya.
The second is a friend of the family who understand what we feel, to understand what we want, and listen to our complaints. angry like father, like mother's attention and affection more than a lover. they can make us smile and laugh out loud.
The second is a friend of the family who understand what we feel, to understand what we want, and listen to our complaints. angry like father, like mother's attention and affection more than a lover. they can make us smile and laugh out loud.
Sabtu, 28 Desember 2013
Kalimat
A. Pengertian Kalimat
Kalimat
adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti kesenyapan, sedang intonasinya
menunjukkan bahwa bagian ujaan itu sudah lengkap.
Kalimat diucapkan dalam
bentuk kata-kata tidak mendatar saja melainkan disertai:
d.
Tekanan-tekanan kata
e.
Senyapan, tengah dan akhir
f.
Intonasi atau lagu
Contoh:
·
Bapak makan
·
Adik sedang makan
·
Wati pergi ke sekolah mengendarai sepeda
·
Karena diajak ke Malang, ia tidak masuk
sekolah.
kalimat
adalah kumpulan kata yang memiliki pengertian lengkaap dan dibangun oleh
konstruksi fungsional dan tidak tergantung pada konstruksi gramatikal yang
lebih besar, misalnya:
g.
Dua bangun runtuh rumah
h.
Kue penuh kucing telah
i.
Jumpa tidak
j.
Nenek jatuh sakit
k.
Warga madura mengunsi kemarin
l.
Gusdur berangkat lagin ke Australia
Ketiga
contoh diatas (1-3) merupakan kumpulan kata (bukan kalimta), karena tidak
mengandung makna, sedangkan (4-6) adalah kalimat.
B. Jabatan dalam Kalimat
Kalimat
tyang paling sederhana dalam bahasa Indonesia hanya mengandung dua unsure,
yaitu S dan P. Subjek (S) dalam kalimat merupakan topic pembicaraan, sedngkan
Predikat (P) merupakan tentang subjek. Adapun kalimat yang sempurna biasa
memiliki jabatan subjek, predikat dan objek.
1. Subjek (S)
Subjek
adalah bagian kalimat yang menjabat sebagai pokok pembicaraan. Disebut juga
pokok kalimat. Ciri-ciri subjek ialah biasanya kata benda yang dibendakan dan
diikuti oleh kata penunjuka ini atau itu.
Contoh:
·
Fajar
menulis surat untuk kakeknya di Lamongan.
·
Desa
ini pernah
terendam air banjir luapan Bengawan Solo.
·
Dia pergi
ke Bali.
·
Adik
bermain
di halaman bersama teman-temannya.
·
Ayah
pergi
ke kantor.
a.
Subjek pelaku, ialah subjek yang melakukan
perbuatan (terdapat dalam kalimat aktif).
Contoh:
·
Para
penduduk sedang melakukan kerja bakti.
·
Pejabat
Kabupaten mengunjungi Yayasan Panti Asuhan.
·
Mobil
itu menabrak
dua orang hingga tewas.
·
Anak
itu ditangkap
polisi karena kepergok mencuri.
·
Petir
itu menyambar
dua orang hingga tewas.
b.
Subjek penderita, ialah subjek dalam kalimat
pasif yang dikenai perbuatan.
Contoh:
·
Butiran
jagung itu dimakan ayam.
·
Mawar
itu
disiram adik.
·
Baju
itu
dipakai ayah.
·
Nasi
itu
dimakan anjing.
2. Predikat (P)
Predikat
ialah bagian kalimat yang menjelaskan tentang sifat atau perbuatan subjek.
Secara terperinci, cirri-ciri predikat dapat disebutkan sebagai berikut:
·
Bertugas menjelaskan subjek dalam bentuk
kalimat
·
Berjenis kata kerja, kata benda, kata sifat,
kata depan, kata bilangan atau kata ganti.
·
Menjadi jawaban pertanyaan mengapa, bagaimana, diapakan oleh
subjek.
Jenis
predikat dalam suatu kalimat ada yang berbentuk predikat verbal dan kadang
berupa predikat nominal.
a.
Prdikat Verbal, yaitu predikat yang terjadi
dari kata kerja, biasanya menyatakan tindakan atau perbuatan yang dilakukan
oleh suatu objek.
Contoh:
·
Bapak mencangkul
di lading tepi desa.
·
Anak-anak bermain
di tepi sungai.
·
Paman sedang membaca harian Surabaya Pos.
·
Kakak belajar
di kamar.
b.
Predikat Nominal, yaitu predikat yang
terdiiri dari kata selain kata kerja, biasa berupa kata sifat, kata benda atau
bilangan.
Contoh:
·
Ayah seorang
guru matematika. (Kata
Benda)
·
Ibu menjadi
ketua PKK di kampong. (Kata
Benda)
·
Sekolah Wati besar dan bagus. (Kata
Sifat)
·
Sepeda
motornya dua buah. (Kata
Bilangan)
3. Objek (O)
objek
adalah suatu kata dalam kalimat yang letaknya dibelakang predikat. Objek biasa
terjadi dari kata benda atau kata ganti.
Ditinjau dari sifatnya maka
objek dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
a.
Objek penderita, yaitu objek yang dikenai
perbuatan (selalu melekat pada kalimat aktif).
Contoh:
·
Nani membaca buku
·
Paman membeli mobil
·
Ibu memasak sayur di dapur
b.
Objek pelaku, yaitu obejk yang melakukan
perbuatan (selalu melekat pada kalimat pasif).
contoh:
·
burung itu di tembak pemburu.
·
sepedaku ditabrak mobil.
·
dia dihukum gurunya karena tidak mengerjakan tugas.
4. keterangan
Yaitu
suatu kata dalam kalimat yang letaknya dibelakang objek. keterangan biasa
terjadi dari kata benda. keterangan biasa berupa keterangan waktu, tempat,
alat, dan cara.
contoh:
·
adik bangun tidur pukul 06.00 wita. (keterangan
waktu)
·
iwan dimarahi Pak Guru di sekolah. (keterangan tempat)
·
Si Tua itu memperbaiki kursi rumahnya menggunakan
palu-palu. (keterangan alat)
·
ia menyeberang jalan dengan hati-hati.
(keterangan cara)
C. Macam-macam Kalimat
1. kalimat Tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas tanpa klausa terikat
(Cook, 1971: 38). hal ini berarti bahwa konstituen untuk tiap kalimat hanyalah
merupakan satu kesatuan. dalam kalimat tunggal tentu terdapat semua unsure int
yang diperlakukan, namun tidak tertutup kemungkinan munculnya unsure yang bukan
inti seperti keterangan tempat, waktu, alas dan sebagainya. dengan demikian,
maka kalimat tunggal tidak selamanya dalm wujudnya yang pendek, tetapi dapat
berwujud panjang.
contoh:
·
Suki tersenyum
·
Tentor Bahasa Indonesia kami akan di
sekolahkan ke luar negeri
Wujud
predikat kalimat tunggal dapat berupa frase nomina seperti pada contoh kalimat
berikut ini:
·
Dia dosen kami
·
Kakak adalah pelaut
Kedua
contoh kalimat di atas mempunyai predikat frase nomina. Kalimat yang
predikatnya nomina disebut kalimat ekuatif. Pada umumnya, jenis kalimat ini
urutannya adalah frase nomina pertama adalah subjek, sedangkan frase yang kedua
adalah predikat.
Selain
itu, wujud predikat kalimat tunggal dapat pula berupa adjektiva, seperti pada
contoh kalimat berikut:
·
Adiknya ulang tahun
·
Penjelasan dari dosen itu sangat menarik
Kedua
contoh kalimat di atas masing-masing mempunyai subjek yaitu adiknya dan
penjelasan dari dosen itu. Sedangkan predikatnya adalah ulang tahun dan sangat
menarik. Kalimat yang adjektiva di sebut kalimat statif.
Apabila
kalimat statif kita dibandingkan dengan kalimat ekuatif, maka kan terlihat
bahwa keduanya hanya memiliki 2 unsur fungsi inti. Akan tetapi afda perbedaan
antara keduanya yaitu dalam bentuk ingkarnya. Kalimat ekuatif diingkari dengan
kta bukan. Sedangkan kalimat statif diingkarkan dengan kata tidak.
Perhatikan contoh kalimat berikut;
·
Andi bukan adik saya (ekuatif)
·
Neneknya tidak meninggal (statif)
Adapun
kalimat tunggal yang mempunyai predikat verbal. pada bagian ini dapat dibedakan
antara verba transitif dengan intransitive. Apabila verba yang mengikuti subjek
tidak membutuhkan pelengkap, maka kalimat tersebut dinamakan kalimat
intransitive. perhatikan contoh berikut:
·
Mobil itu tabrakan
·
Ayu menyanyi
Seperti
halnya dengan kalimat tunggal yang lain, kalimat tunggal intransitive dapat
diiringi oleh unsur bukan ini seperti keterangan waktu, tempat, cara dan
keterangan alas. Sedangkan verba yang mengikuti subjek memerlukn pelengkap,
maka kalimat tersebut dinamakan kalimat transitif. perhatikan contoh brikut:
·
Polisi itu menangkap pencuri
·
Iwan menangis atas kematian ibunya
2. Kalimat Langsung
Kalimat
langsung kalimat yang langsung disampaikan olehy subjek sumbernya.
contoh:
·
Pak Guru :
“Anak-anak, besok ada ulangan Bahasa Indonesia.”
·
Kata Ayah :
“Di rumah bersama Ibumu, ya. Bapak akan pergi ke Bali selama seminggu.”
·
Presiden berkata : “Hendaknya kita waspada
terhadap pengaruh budaya asing.”
·
Dia bertanya :
“Kapankah kau berkunjung ke rumahku?”
3.
Kalimat
Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat
tidak asli disampaikan oleh sumbernya. Dengan kata lain, kalimat ucapan dari
sumbernya disampaikan oleh orang lain.
contoh:
·
Kata Ayah bahwa aku disuruh di rumah bersama
Ibu.
·
Karena dia akan pergi ke Bali selama
seminggu.
·
Kata Presiden bahwa hendaknya kita waspada
terhadap pengaruh budaya asing.
·
Dia menanyakan bahwa kapan aku berkunjung ke
rumahnya.
4.
Kalimat Aktif dan Pasif
Kita sering mendengar istilah
kalimat aktif dan kalimat pasif. pengertian aktif dan pasif dalam kalimat
berkaitan dengan beberapa hal berikut ini.
a. Macam
kata kerja (Verba) yang menduduki predikat (P)
b. Subjek
(S) dan Objek (O)
c. Kata
kerja (Verba) yang digunakan
Perhatikan
contoh kalimat berikut ini:
·
Sekolah itu mengadakan
seminar
S P
O
·
Para murid menghadiri
acara itu
S P O
·
Kamu dan saya harus
menyelesaikan tugas itu
S P O
Dalam kalimat di atas, kata kerja
yang menduduki predikat (P) berupa kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang
membutuhkan objek (O). Kata kerja sejenis ini disebut kata kerja aktif
transitif.
Dalam kalimat aktif, kata kerja
transitif yang mengisi predikat (P) selalu diikuti oleh objek (O). jika objek
itu dihilangkan, kalimat tersebut tidak berterima. perhatikan contoh berikut
ini!
·
Sekolah itu mengadakan
S P
·
Para murid menghadiri
S P
·
Kamu dan saya harus
menyelesaikan
S P
Kalimat aktif seperti di atas,
subjeknya dapat dipertiikarkan dengan objeknya sehingga menjadi kalimat pasif
seperti contoh berikut ini:
contoh:
·
Seminar diadakan oleh sekolah kami
·
Acara itu dihadiri para murid
·
Tugas itu harus diselesaikan oleh kamu dan
saya

Ø Mengubah Kalimat Aktif menjadi Pasif
Cara-cara yang harus diperhatikan
untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif adalah:
a. Tukarkan
pengisi subjek (S) dengan pengisi objek (O)
b. Ubalah
awaln me- pada predikat menjadi di-
c. Bisa
ditambahkan kata Oleh di belakang
predikat
contoh:
·
Anita memotong kuku
(Aktif)
S
P O
·
Kuku dipotong (oleh)
Anita (Pasif)
S
P O
Jika subjek kalimat aktifnya berupa
kata ganti aku, saya, kami, kita, engkau,
kamu, anda, dia, beliau, atau mereka, berlaku kaidah berikut:
a. Ubalah
susunan SPO menjadi OSP
b. Hapuslah
awalan me pada predikat
c. Lekatkan
S dengan P
d. Gantikan aku dengan ku dan engkau dengan kau.
contoh:
·
Kami akan membeli
Mobil baru
S P
O
·
Mobil baru akan
kami beli
S P
e.
Kata bantu akan, tidak, belum, dapat
diletakkan sebelum pelaku.
5.
Kalimat
Pelengkap
Kalimat pelengkap adalah kalimat
yang sedikitnay memiliki dua unsure pokok, yaitu subjek dan predikat.
Perhatikan
contoh berikut:
1. Kalimat
lengkap
·
Pantai itu sangat
indah
S P
·
Banyak wisatawan mengunjungi
pantai tersebut
S P O
2. Kalimat tidak lengkap
·
Pantai yang sangat indah itu
S
·
Sehingga dikunjungi banyak orang
K (akibat)
6.
Kalimat
Infersi
Kita sering mendengarkan kalimat yang diucapkan orang lain dengan
struktur seperti berikut ini!
·
Mandi dia
P
S
·
Berjualan Koran
Arman
P
Pel S
·
Meminjam buku
di perpustakaan Fredi
P O K
S
·
Cuma makan sebungkus mie aku
seharian
P O S K
Kalimat seperti di atas disebut
kalimat inverse. Kalimat inverse adalah kalimat yang predikatnya (P) berada di
depan subjek (S). Kalimat inverse disebut juga kalimat susun balik. pada
kalimat (1) predikat mandi diikuti
subjek dia; kalimat (2) predikat berjualan diikuti pelengkap dan subjek Arman; kalimat (3) predikat meminjam diikuti oleh objek buku, keterangan
di perpustakaan, dan objek Fredi; sedangkan kalimat (4) predikat Cuma makan diikuti oleh objek sebungkus mie, subjek aku, dan keterangan seharian.
Menyusun kalimat inverse sangat
mudah, mulailah dengan kata kerja sebagai predikat baru di ikuti objek,
keterangan dan subjek. Kalimat-kalimat di atas dapat pula disusun dalam pola
bukan inverse.
·
Dia Mandi
S
P
·
Arman berjualan Koran
S
P S
·
Fredi Meminjam buku
di perpustakaan
S
P O K
·
Aku seharian Cuma
makan sebungkus mie
S
P O K
7.
Kalimat
Kompleks
Kalimat kompleks adalah kalimat majemuk yang bagian-bagian kalimatnya
memiliki hubungan setara dan bertingkat. Kalimat kompleks disebut juga kalimat
majemuk campuran.
contoh:
·
Ketika aku pulang sekolah, adik sedang
bermain dan kakak sedang mandi
·
Iwan dimarahi Pak Guru karena tidak mau
mengerjakan PR dan mengumpulkan tugas
·
Di rumah beratap daun tembikar dan berdinding
kulit kayu, Si Tua itu berteduh
8.
Kalimat
Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang
mengalami perluasan hingga membentuk dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk
juga merupakan kalimat yang terdiri atas beberapa klausa bebas (Tariungan,
1983; 7). Dalam mengadakan klasifikasi kalimat majemuk, dasar yang digunakan
adalah melihat antara hubungan pola-pola kalimat yang membentuknya. Apabila
kalimat majemuk itu terjadi perluasan, maka sudah jelas pola yang satu lebih
rendah kedudukannya dengan pola yang sudah ada. Dan sebaliknya, jika kalimat
majemuk terjadi dari penggabungan 2 kalimat atau lebih maka sifat hubungannya
akan setara. Dengan demikian dapatlah
dibedakan kalimat itu menjadi:
Ø Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah
kalimat yang hubungan unsure-unsurnya bersifat setara atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubung yang digunakannya, kalimat majemuk setara terbagi
menjadi tiga macam.
a. Kalimat
majemuk penjumlahan/Setara menggabungkan, ditandai oleh kata penghubung lalu, dan, kemudian, dan sebagainya.
contoh:
o
Ibu membaca buku dan Ayah membersihkan kebun.
o
Ia mengintup dari balik tirai dan berusaha mendengarkan pembicaraan
mereka.
o
Dia rajin membaca tidak waktu dia menjadi mahasiswa maupun setelah dia bekerja.
o
Fajar pergi ke kampus dan Riri pergi ke sekolah.
o
Fitri bangun pagi, setelah itu dia berolah raga.
b. Kalimat
majemuk pemilihan, ditandai oleh kata penghubung atau.
o
Saya yang harus keluar atau Anda diam
o
Beliau sedang melamun atau sedang memikirkan saya?
o
Ari atau
Adi yang akan menjemput Ibu di pelabuhan?
o
Saya pergi sendiri atau kau mau menjemputku
c.Kalimat
majemuk pertentangan, ditandai oleh kata penghubung tetapi, melainkan.
contoh:
o
Saya tidak membaca buku itu, melainkan hanya melihat sampulnya.
o
kakak sering melarang aku pergi, tetapi aku sering melanggar larangannya.
o
Bapaknya seorang hakim, sedangkan anaknya adalah tersangka.
o
Ayu bukan adik saya, melainkan teman saya.
- Bersifat
menggabungkan; dirangkaikan dengan kata tugas; dan, lagi, sesudah itu, karena itu.
- Bersifat
memilih; atau
- Bersifat
mempertentangkan; tetapi, melainkan,
hanya.
Ø Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah
kalimat yang memiliki dua pola kalimat atau lebih yang tidak sederajat.
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat
yang hubungan unsur-unsurnya tidak sederajat. Salah satu unsurnya ada yang
menduduki induk kalimat, sedangkan unsure yang lain sebagai anak kalimat.
Kalimat majemuk bertingkat antara lain, meliputi jenis-jenis berikut.
a. Kalimat
majemuk hubungan waktu, ditandai oleh konjungsi sejak, sewaktu, ketika, setelah, sampai, manakala dan sebagainya.
Contoh:
§ Sejak Ayah berangkat, dia
belum datang lagi ke sini.
§ Peristiwa
itu terjadi sewaktu keluargaku sedang
dalam suasana berkabung.
§ Selagi Bapak
bepergian, kami berdua sering dibawa Kakak ke sawah.
§ Hanpir
semua penumpang tertidur manakala bus
sampai ke Kota Bandung.
§ Ia
baru kembali ke desa setelah biaya
melanjutkan sekolahnya tidak ada.
b. Kalimat
majemuk hubungan syarat ditandai oleh konjungsi jika, seandainya, andaikan, asalkan, apabila.
Contoh:
§ Jika Anda mau
mendengarkannya, saya tentu senang sekali.
§ Kami
akan segera pulang seandainya kakak
tidak datang hari ini.
§ Pak
Budi akan datang dalam rapat ini asalkan semua
karyawan menghadirinya.
§ Hatiku
bertambah cuit apabila aku teringat
bahwa akulah yang tertua.
§ Pembangunan
ini pasti berhasil andaikan seluruh
warga negara turut mengambil bagian.
c.Kalimat
majemuk hubungan tujuan ditandai oleh konjungsi agar, supaya, biar.
Contoh:
§ Saya
sengaja meninggalkan rumah agar adik-adik
kami bisa mandiri.
§ Nenekku
menceritakan keinginanya supaya aku
memiliki kelebihan dibidang agama dari cucu-cucunya yang lain.
§ Saya
bekerja sampai malam biar anak saya
bisa melanjutkan sekolahnya.
d. Kalimat
majemuk hubungan konsesip ditandai oleh konjungsi maupun, meskipun, sekalipun, biarpun, kendatipun, sesungguhpun.
Contoh:
§ Walaupun
hatinya sangat sedih, dia tidak pernah menangis di hadapanku.
§ Perjuangan
berjalan terus kendatipun musuh telah
menduduki semua kota besar.
§ Ibunya
terus menjahit sampai tengah malam sungguhpun
dia telah merasakan adanya kelainan dalam dadanya.
§ Ibu
melepaskan Anto pergi betapa pun besar
cintanya.
e. Kalimat
majemuk hubungan perbandingan ditandai oleh kata penghubung daripada, ibarat, seperti, bagaikan,
laksana, sebagimana, alih-alih.
Contoh:
§ Daripada menganggur,
lebih baik kamu mengolah kebun orang tuamu saja.
§ Pak
Bahrun menyayangi semua kemenakannya seperti
dia menyayangi anak kandungnya.
§ Penjahat
itu dengan cepat menyambar perhiasan korbannya laksana seekor kucing menerkam mangsanya.
§ Saya
akan menolongmu sebagaimana Ayahmu
juga menolong keluargaku.
§ Alih-alih naik
kereta api, ia memilih naik pesawat terbang.
f. Kalimat
majemuk hubungan penyebab ditandai oleh kata penghubung sebab, karena, oleh, karena.
Contoh:
§ Pekerjaan
di perusahaan itu saya lepaskan sebab saya
sudah memutuskan untuk kuliah kembali.
§ Karena tiga
hari tidak masuk sekolah, Andi mendapat peringatan keras dari kepala
sekolahnya.
§ Keadaan
menjadi genting karena musuh akan
melancarkan serangan mala mini.
g. Kalimat
majemuk hubungan akibat ditandai oleh kata penghubung sehingga, sampai-sampai, maka.
Contoh:
§ Ia
terlalu bekerja keras sehingga jatuh
sakit.
§ Penjelasan
diberikan seminggu sekali sehingga anak-anak
dapat mengerjakan tugas-tugas mereka dengan teratur.
§ Kami
tidak setuju, maka kami protes.
h. Kalimat
majemuk hubungan cara ditandai oleh kata penghubung dengan.
Contoh:
§ Kesebelasan
PSMS Medan berhasil mempertahankan kemenangannya dengan memperkokoh pertahanan mereka.
§ Dengan cara
menggendongnya, anak itu ia bawa kerumah orang tuanya.
§ Pemburu
itu menunggu di atas bukit dengan jari
telunjuknya melekat pada pelatuk senjatanya.
i. Kalimat
majemuk hubungan sangkalan ditandai oleh konjungsi seolah-olah, seakan-akan.
Contoh:
§ Keadaan
di dalam kota kelihatan tenang, seolah-olah
tidak suatu apapun yang terjadi.
§ Dia
diam saja seakan-akan dia tidak
mengetahui persoalan yang terjadi.
§ Ia
pun menghapus wajahnya seakan Mu melenyapkan
pikirannya yang risau itu.
j. Kalimat
Majemuk hubungan kenyataan ditandai oleh konjungsi padahal, sedangkan.
Contoh:
§ Pura-pura
tidak tahu padahal dia tahu banyak
§ Para
tamu sudah siap, sedangkan kita belum
siap
k.Kalimat
majemuk hasil ditandai oleh konjungsi makanya.
Contoh:
§ Tempat
ini licin, makanya kamu jatuh
§ Yang
datang wajahnya seram, makanya saya
lari ketakutan
l. Kalimat
majemuk hubungan ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu.
Contoh:
§ Berkas
riwayat hidupnya menunjukkan bahwa dia
adalah seorang pelajar teladan.
§ Kebun
ini telah dibersihkan Ayah, yaitu dengan
memangkas dan menebang belukar yang tumbuh di sekitarnya.
m. Kalimat
majemuk hubungan antributif ditandai oleh konjungsi yang.
Contoh:
§ Pamannya
yang tinggal di Bogor itu, sedang
dirawat di rumah sakit.
§ Istrinya
yang datang bersama dia itu, seorang
insinyur.
§ Laki-laki
yang berbaju putih itu adalah kakekku
dari Ibu.
Klausa
bebas + Klausa terikat
Perluasan
dari induk kalimat
D. Makna Kalimat
Pembahasan
terdahulu membicarakan tentang kalimat ditinjau dari segi bentuknya. Pembahasan
selanjutnya akan membicarakan kalimat ditinjau dari segi maknanya (nilai
komunikatifnya). Ditinjau daeri segi maknanya, kalimat dibedakan menjadi:
1.
Kalimat Berita
Kalimat
berita atau deklaratif adalah kalimat yang memberitakan sesuatu kepada pembaca
atau pendengar. Perhatiakn contoh berikut:
§ Tadi malam terjadi kebakaran di jalan Jenderal Sudirman.
§ Memukau sekali penampilan kamu di panggung tadi malam.
§ Tahun ini film gladiator mendapat predikat sebagai film
terbaik.
2.
Kalimat Perintah
Kalimat
perintah atau imperative adalah kalimat yang maknanya mamberikan perintah untuk
melakukan suatu tindakan. Dalam bentuk bahasa tulis kalimat perintah diakhiri
dengan tanda seru (!), sedangkan dalam bahasa lisan nadanya agak naik.
Perhatikan contoh berikut:
§ Tolong ambilkan buku di kamar
§ Buka pintu itu lebar-lebar
3.
Kalimat Tanya
Kalimat
tanya atau interogatif adalah kalimat yang isinya mengetahui sesuatu atau
seseorang, atau kalimat yang ingin mengetahui jawaban terhadap suatu masalah
atau keadaan. Pembentukan kalimat tanya dapat dilakukan dengan cara;
§ Siapakah actor terbaik di piala Oszar kemarin?
§ Bagaimana penampilan dia tadi malam?
§ Mengapa kamu tidak datang di pesta kemarin?
Mengubah intonasi kalimat (bahasa lisan) misalnya:
§ Dia akan berangkat?
§ Ini tas yang kau cari?
Menggunakan
partikel tanya “kah”, misalnya;
§ Inikah jawaban yang kau berikan?
§ Beginikah orang yang kau bangga-banggakan?
Kalimat
berita dapat diubah menjadi tanya dengan menggunakan intonasi Tanya. Untuk
memperluas kalimat tanya maka partikel “kah” dapat ditambahkan pada kata tanya.
4.
Kalimat Emfatik
Kalimat
Emfatik adalah kalimat yang memberikan penegasan kepada subjek. Penegasan ini
dilakukan dengan menambahkan partikel “lah” pada subjek, atau menambahkan kata
sambung “yang” dibelakang subjek. contoh;
a. Ida penyebab kesalahpahaman itu.
Idalah yang menyebabkan kesalahpahaman itu.
b. Buruh pabrik memprotes kebijakan upah maksimum regional.
Buruh pabriklah yang memprotes kebijakan upah maksimum
regional.
Ada
kalanya sebuah pertanyaan yang disampaikan itu tidak memerlukan jawaban.
Pertanyaan semacam itu dikenal dengan pertanyaan teroris, yang erat kaitannya
dengan gaya bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam berpidato atau dalam
percakapan sehari-hari, karena sipenanya beranggapan bahwa pendengar sudah
mengetahui jawabannya. Misalnya;
“Bukankah
kebebasan yang kita inginkan selama ini terpenuhi?”
Terhadap
pertanyaan semacam ini kita tidak perlu menjawabnya sebab pembicara mengajukan
pertanyaan bukan untuk meminta jawaban tetapi hanya untuk menegaskan saja.
Langganan:
Postingan (Atom)