Sabtu, 28 Desember 2013

Kalimat



A. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaan itu sudah lengkap.
Kalimat diucapkan dalam bentuk kata-kata tidak mendatar saja melainkan disertai:
d.    Tekanan-tekanan kata
e.    Senyapan, tengah dan akhir
f.     Intonasi atau lagu
Contoh:
·         Bapak makan
·         Adik sedang makan
·         Wati pergi ke sekolah mengendarai sepeda
·         Karena diajak ke Malang, ia tidak masuk sekolah.
kalimat adalah kumpulan kata yang memiliki pengertian lengkaap dan dibangun oleh konstruksi fungsional dan tidak tergantung pada konstruksi gramatikal yang lebih besar, misalnya:
g.    Dua bangun runtuh rumah
h.    Kue penuh kucing telah
i.      Jumpa tidak
j.      Nenek jatuh sakit
k.    Warga madura mengunsi kemarin
l.      Gusdur berangkat lagin ke Australia
Ketiga contoh diatas (1-3) merupakan kumpulan kata (bukan kalimta), karena tidak mengandung makna, sedangkan (4-6) adalah kalimat.


B. Jabatan dalam Kalimat
Kalimat tyang paling sederhana dalam bahasa Indonesia hanya mengandung dua unsure, yaitu S dan P. Subjek (S) dalam kalimat merupakan topic pembicaraan, sedngkan Predikat (P) merupakan tentang subjek. Adapun kalimat yang sempurna biasa memiliki jabatan subjek, predikat dan objek.
1.    Subjek (S)
Subjek adalah bagian kalimat yang menjabat sebagai pokok pembicaraan. Disebut juga pokok kalimat. Ciri-ciri subjek ialah biasanya kata benda yang dibendakan dan diikuti oleh kata penunjuka ini atau itu.
Contoh:
·         Fajar menulis surat untuk kakeknya di Lamongan.
·         Desa ini pernah terendam air banjir luapan Bengawan Solo.
·         Dia pergi ke Bali.
·         Adik bermain di halaman bersama teman-temannya.
·         Ayah pergi ke kantor.

a.    Subjek pelaku, ialah subjek yang melakukan perbuatan (terdapat dalam kalimat aktif).
Contoh:
·         Para penduduk sedang melakukan kerja bakti.
·         Pejabat Kabupaten mengunjungi Yayasan Panti Asuhan.
·         Mobil itu menabrak dua orang hingga tewas.
·         Anak itu ditangkap polisi karena kepergok mencuri.
·         Petir itu menyambar dua orang hingga tewas.

b.    Subjek penderita, ialah subjek dalam kalimat pasif yang dikenai perbuatan.
Contoh:
·         Butiran jagung itu dimakan ayam.
·         Mawar itu disiram adik.
·         Baju itu dipakai ayah.
·         Nasi itu dimakan anjing.



2.    Predikat (P)
Predikat ialah bagian kalimat yang menjelaskan tentang sifat atau perbuatan subjek. Secara terperinci, cirri-ciri predikat dapat disebutkan sebagai berikut:
·         Bertugas menjelaskan subjek dalam bentuk kalimat
·         Berjenis kata kerja, kata benda, kata sifat, kata depan, kata bilangan atau kata ganti.
·         Menjadi jawaban pertanyaan mengapa, bagaimana, diapakan oleh subjek.
Jenis predikat dalam suatu kalimat ada yang berbentuk predikat verbal dan kadang berupa predikat nominal.
a.    Prdikat Verbal, yaitu predikat yang terjadi dari kata kerja, biasanya menyatakan tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh suatu objek.
Contoh:
·         Bapak mencangkul di lading tepi desa.
·         Anak-anak bermain di tepi sungai.
·         Paman sedang membaca harian Surabaya Pos.
·         Kakak belajar di kamar.

b.    Predikat Nominal, yaitu predikat yang terdiiri dari kata selain kata kerja, biasa berupa kata sifat, kata benda atau bilangan.
Contoh:
·         Ayah seorang guru matematika.               (Kata Benda)
·         Ibu menjadi ketua PKK di kampong.                    (Kata Benda)
·         Sekolah Wati besar dan bagus.                (Kata Sifat)
·         Sepeda  motornya dua buah.                                 (Kata Bilangan)

3.    Objek (O)
objek adalah suatu kata dalam kalimat yang letaknya dibelakang predikat. Objek biasa terjadi dari kata benda atau kata ganti.
Ditinjau dari sifatnya maka objek dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
a.    Objek penderita, yaitu objek yang dikenai perbuatan (selalu melekat pada kalimat aktif).
Contoh:
·         Nani membaca buku
·         Paman membeli mobil
·         Ibu memasak sayur di dapur

b.    Objek pelaku, yaitu obejk yang melakukan perbuatan (selalu melekat pada kalimat pasif).
contoh:
·         burung itu di tembak pemburu.
·         sepedaku ditabrak mobil.
·         dia dihukum gurunya karena tidak mengerjakan tugas.

4.    keterangan
Yaitu suatu kata dalam kalimat yang letaknya dibelakang objek. keterangan biasa terjadi dari kata benda. keterangan biasa berupa keterangan waktu, tempat, alat, dan cara.
contoh:
·         adik bangun tidur pukul 06.00 wita. (keterangan waktu)
·         iwan dimarahi Pak Guru di sekolah. (keterangan tempat)
·         Si Tua itu memperbaiki kursi rumahnya menggunakan palu-palu. (keterangan alat)
·         ia menyeberang jalan dengan hati-hati. (keterangan cara)

C. Macam-macam Kalimat

1.    kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas tanpa klausa terikat (Cook, 1971: 38). hal ini berarti bahwa konstituen untuk tiap kalimat hanyalah merupakan satu kesatuan. dalam kalimat tunggal tentu terdapat semua unsure int yang diperlakukan, namun tidak tertutup kemungkinan munculnya unsure yang bukan inti seperti keterangan tempat, waktu, alas dan sebagainya. dengan demikian, maka kalimat tunggal tidak selamanya dalm wujudnya yang pendek, tetapi dapat berwujud panjang.
contoh:
·         Suki tersenyum
·         Tentor Bahasa Indonesia kami akan di sekolahkan ke luar negeri

Wujud predikat kalimat tunggal dapat berupa frase nomina seperti pada contoh kalimat berikut ini:
·         Dia dosen kami
·         Kakak adalah pelaut
Kedua contoh kalimat di atas mempunyai predikat frase nomina. Kalimat yang predikatnya nomina disebut kalimat ekuatif. Pada umumnya, jenis kalimat ini urutannya adalah frase nomina pertama adalah subjek, sedangkan frase yang kedua adalah predikat.
Selain itu, wujud predikat kalimat tunggal dapat pula berupa adjektiva, seperti pada contoh kalimat berikut:
·         Adiknya ulang tahun
·         Penjelasan dari dosen itu sangat menarik
Kedua contoh kalimat di atas masing-masing mempunyai subjek yaitu adiknya dan penjelasan dari dosen itu. Sedangkan predikatnya adalah ulang tahun dan sangat menarik. Kalimat yang adjektiva di sebut kalimat statif.
Apabila kalimat statif kita dibandingkan dengan kalimat ekuatif, maka kan terlihat bahwa keduanya hanya memiliki 2 unsur fungsi inti. Akan tetapi afda perbedaan antara keduanya yaitu dalam bentuk ingkarnya. Kalimat ekuatif diingkari dengan kta bukan. Sedangkan kalimat statif diingkarkan dengan kata tidak. Perhatikan contoh kalimat berikut;
·         Andi bukan adik saya (ekuatif)
·         Neneknya tidak meninggal (statif)
Adapun kalimat tunggal yang mempunyai predikat verbal. pada bagian ini dapat dibedakan antara verba transitif dengan intransitive. Apabila verba yang mengikuti subjek tidak membutuhkan pelengkap, maka kalimat tersebut dinamakan kalimat intransitive. perhatikan contoh berikut:
·         Mobil itu tabrakan
·         Ayu menyanyi



Seperti halnya dengan kalimat tunggal yang lain, kalimat tunggal intransitive dapat diiringi oleh unsur bukan ini seperti keterangan waktu, tempat, cara dan keterangan alas. Sedangkan verba yang mengikuti subjek memerlukn pelengkap, maka kalimat tersebut dinamakan kalimat transitif. perhatikan contoh brikut:
·         Polisi itu menangkap pencuri
·         Iwan menangis atas kematian ibunya

2.    Kalimat Langsung
Kalimat langsung kalimat yang langsung disampaikan olehy subjek sumbernya.
contoh:
·         Pak Guru        : “Anak-anak, besok ada ulangan Bahasa Indonesia.”
·         Kata Ayah       : “Di rumah bersama Ibumu, ya. Bapak akan pergi ke Bali selama seminggu.”
·         Presiden berkata : “Hendaknya kita waspada terhadap pengaruh budaya asing.”
·         Dia bertanya   : “Kapankah kau berkunjung ke rumahku?”

3.    Kalimat Tak Langsung
            Kalimat tak langsung adalah kalimat tidak asli disampaikan oleh sumbernya. Dengan kata lain, kalimat ucapan dari sumbernya disampaikan oleh orang lain.
            contoh:
·         Kata Ayah bahwa aku disuruh di rumah bersama Ibu.
·         Karena dia akan pergi ke Bali selama seminggu.
·         Kata Presiden bahwa hendaknya kita waspada terhadap pengaruh budaya asing.
·         Dia menanyakan bahwa kapan aku berkunjung ke rumahnya.

4.    Kalimat  Aktif dan Pasif
            Kita sering mendengar istilah kalimat aktif dan kalimat pasif. pengertian aktif dan pasif dalam kalimat berkaitan dengan beberapa hal berikut ini.
a.    Macam kata kerja (Verba) yang menduduki predikat (P)
b.    Subjek (S) dan Objek (O)
c.    Kata kerja (Verba) yang digunakan
Perhatikan contoh kalimat berikut ini:
·         Sekolah itu mengadakan seminar
        S                   P                   O
·         Para murid menghadiri acara itu
        S                   P                O
·         Kamu dan saya harus menyelesaikan tugas itu
          S                                   P                        O
            Dalam kalimat di atas, kata kerja yang menduduki predikat (P) berupa kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang membutuhkan objek (O). Kata kerja sejenis ini disebut kata kerja aktif transitif.
            Dalam kalimat aktif, kata kerja transitif yang mengisi predikat (P) selalu diikuti oleh objek (O). jika objek itu dihilangkan, kalimat tersebut tidak berterima. perhatikan contoh berikut ini!
·         Sekolah itu mengadakan
       S                     P
·         Para murid menghadiri
        S                   P   
·         Kamu dan saya harus menyelesaikan
          S                                   P
            Kalimat aktif seperti di atas, subjeknya dapat dipertiikarkan dengan objeknya sehingga menjadi kalimat pasif seperti contoh berikut ini:
            contoh:
·         Seminar diadakan oleh sekolah kami
·         Acara itu dihadiri para murid
·         Tugas itu harus diselesaikan oleh kamu dan saya
Rounded Rectangle: Tips Menentukan Kalimat Pasif dan Aktif
1. Jika predikat kalimat tresebut berawalan meng-, ber-, dan menyatakan makna tindakan misalnya mnegambil, berjalan, makan. kalimat tersebut termasuk kalimat aktif.
2. Jika predikat kalimat tersebut berawalan di- atau ter- misalnya dibawa, dimakan, terbawa, terinjak tercim. kalimat tersebut termasuk kalimat pasif.
Kalimat seperti di atas disebut kalimat pasif.






Ø  Mengubah Kalimat Aktif menjadi Pasif
            Cara-cara yang harus diperhatikan untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif adalah:
a.    Tukarkan pengisi subjek (S) dengan pengisi objek (O)
b.    Ubalah awaln me- pada predikat menjadi di-
c.    Bisa ditambahkan kata Oleh di belakang predikat

contoh:
·         Anita memotong kuku (Aktif)
    S         P              O
·         Kuku dipotong (oleh) Anita (Pasif)
   S          P                  O
            Jika subjek kalimat aktifnya berupa kata ganti aku, saya, kami, kita, engkau, kamu, anda, dia, beliau, atau mereka, berlaku kaidah berikut:
a.    Ubalah susunan SPO menjadi OSP
b.    Hapuslah awalan me pada predikat
c.    Lekatkan S dengan P
d.    Gantikan aku dengan ku dan engkau dengan kau.
contoh:
·         Kami akan membeli Mobil baru
    S                   P              O
·         Mobil baru akan kami beli
         S                   P
      e.  Kata bantu akan, tidak, belum, dapat diletakkan sebelum pelaku.

5.    Kalimat Pelengkap
            Kalimat pelengkap adalah kalimat yang sedikitnay memiliki dua unsure pokok, yaitu subjek dan predikat.
Perhatikan contoh berikut:
1.    Kalimat lengkap
·         Pantai itu sangat indah
         S                    P



·         Banyak wisatawan mengunjungi pantai tersebut
             S                             P                       O
2.  Kalimat tidak lengkap
·         Pantai yang sangat indah itu
                          S
·         Sehingga dikunjungi banyak orang
                          K (akibat)

6.    Kalimat Infersi
            Kita sering mendengarkan kalimat yang diucapkan orang lain dengan struktur seperti berikut ini!
·         Mandi dia
     P     S
·         Berjualan Koran Arman
       P         Pel S
·         Meminjam buku di perpustakaan Fredi
        P          O            K            S


·         Cuma makan sebungkus mie aku seharian
         P                       O                  S              K
            Kalimat seperti di atas disebut kalimat inverse. Kalimat inverse adalah kalimat yang predikatnya (P) berada di depan subjek (S). Kalimat inverse disebut juga kalimat susun balik. pada kalimat (1) predikat mandi diikuti subjek dia; kalimat (2) predikat berjualan diikuti pelengkap dan subjek Arman; kalimat (3) predikat meminjam diikuti oleh objek  buku, keterangan di perpustakaan, dan objek Fredi; sedangkan kalimat (4) predikat Cuma makan diikuti oleh objek sebungkus mie, subjek aku, dan keterangan seharian.
            Menyusun kalimat inverse sangat mudah, mulailah dengan kata kerja sebagai predikat baru di ikuti objek, keterangan dan subjek. Kalimat-kalimat di atas dapat pula disusun dalam pola bukan inverse.
·         Dia Mandi
   S     P
·         Arman berjualan Koran
      S         P                S

·         Fredi Meminjam buku di perpustakaan
    S           P          O       K
·         Aku seharian Cuma makan sebungkus mie
   S          P                O                        K

7.    Kalimat Kompleks
            Kalimat kompleks adalah kalimat majemuk yang bagian-bagian kalimatnya memiliki hubungan setara dan bertingkat. Kalimat kompleks disebut juga kalimat majemuk campuran.
            contoh:
·         Ketika aku pulang sekolah, adik sedang bermain dan kakak sedang mandi
·         Iwan dimarahi Pak Guru karena tidak mau mengerjakan PR dan mengumpulkan tugas
·         Di rumah beratap daun tembikar dan berdinding kulit kayu, Si Tua itu berteduh

8.    Kalimat Majemuk
            Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengalami perluasan hingga membentuk dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk juga merupakan kalimat yang terdiri atas beberapa klausa bebas (Tariungan, 1983; 7). Dalam mengadakan klasifikasi kalimat majemuk, dasar yang digunakan adalah melihat antara hubungan pola-pola kalimat yang membentuknya. Apabila kalimat majemuk itu terjadi perluasan, maka sudah jelas pola yang satu lebih rendah kedudukannya dengan pola yang sudah ada. Dan sebaliknya, jika kalimat majemuk terjadi dari penggabungan 2 kalimat atau lebih maka sifat hubungannya akan setara.  Dengan demikian dapatlah dibedakan kalimat itu menjadi:
Ø  Kalimat Majemuk Setara
            Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang hubungan unsure-unsurnya bersifat setara atau sederajat. Berdasarkan kata penghubung yang digunakannya, kalimat majemuk setara terbagi menjadi tiga macam.
a.    Kalimat majemuk penjumlahan/Setara menggabungkan, ditandai oleh kata penghubung lalu, dan, kemudian, dan sebagainya.
contoh:
o   Ibu membaca buku dan Ayah membersihkan kebun.
o   Ia mengintup dari balik tirai dan berusaha mendengarkan pembicaraan mereka.
o   Dia rajin membaca tidak waktu dia menjadi mahasiswa maupun setelah dia bekerja.
o   Fajar pergi ke kampus dan Riri pergi ke sekolah.
o   Fitri bangun pagi, setelah itu dia berolah raga.
b.    Kalimat majemuk pemilihan, ditandai oleh kata penghubung atau.
o   Saya yang harus keluar atau Anda diam
o   Beliau sedang melamun atau sedang memikirkan saya?
o   Ari atau Adi yang akan menjemput Ibu di pelabuhan?
o   Saya pergi sendiri atau kau mau menjemputku
c.Kalimat majemuk pertentangan, ditandai oleh kata penghubung tetapi, melainkan.
contoh:
o   Saya tidak membaca buku itu, melainkan hanya melihat sampulnya.
o   kakak sering melarang aku pergi, tetapi aku sering melanggar larangannya.
o   Bapaknya seorang hakim, sedangkan anaknya adalah tersangka.
o   Ayu bukan adik saya, melainkan teman saya.
-   Bersifat menggabungkan; dirangkaikan dengan kata tugas; dan, lagi, sesudah itu, karena itu.
-   Bersifat memilih; atau
-   Bersifat mempertentangkan; tetapi, melainkan, hanya.

Ø  Kalimat Majemuk Bertingkat
            Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki dua pola kalimat atau lebih yang tidak sederajat.
            Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan unsur-unsurnya tidak sederajat. Salah satu unsurnya ada yang menduduki induk kalimat, sedangkan unsure yang lain sebagai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat antara lain, meliputi jenis-jenis berikut.
a.    Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandai oleh konjungsi sejak, sewaktu, ketika, setelah, sampai, manakala dan sebagainya.
Contoh:
§  Sejak Ayah berangkat, dia belum datang lagi ke sini.
§  Peristiwa itu terjadi sewaktu keluargaku sedang dalam suasana berkabung.
§  Selagi Bapak bepergian, kami berdua sering dibawa Kakak ke sawah.
§  Hanpir semua penumpang tertidur manakala bus sampai ke Kota Bandung.
§  Ia baru kembali ke desa setelah biaya melanjutkan sekolahnya tidak ada.
b.    Kalimat majemuk hubungan syarat ditandai oleh konjungsi jika, seandainya, andaikan, asalkan, apabila.
Contoh:
§  Jika Anda mau mendengarkannya, saya tentu senang sekali.
§  Kami akan segera pulang seandainya kakak tidak datang hari ini.
§  Pak Budi akan datang dalam rapat ini asalkan semua karyawan menghadirinya.
§  Hatiku bertambah cuit apabila aku teringat bahwa akulah yang tertua.
§  Pembangunan ini pasti berhasil andaikan seluruh warga negara turut mengambil bagian.

c.Kalimat majemuk hubungan tujuan ditandai oleh konjungsi agar, supaya, biar.
Contoh:
§  Saya sengaja meninggalkan rumah agar adik-adik kami bisa mandiri.
§  Nenekku menceritakan keinginanya supaya aku memiliki kelebihan dibidang agama dari cucu-cucunya yang lain.
§  Saya bekerja sampai malam biar anak saya bisa melanjutkan sekolahnya.

d.    Kalimat majemuk hubungan konsesip ditandai oleh konjungsi maupun, meskipun, sekalipun, biarpun, kendatipun, sesungguhpun.
Contoh:
§  Walaupun hatinya sangat sedih, dia tidak pernah menangis di hadapanku.
§  Perjuangan berjalan terus kendatipun musuh telah menduduki semua kota besar.
§  Ibunya terus menjahit sampai tengah malam sungguhpun dia telah merasakan adanya kelainan dalam dadanya.
§  Ibu melepaskan Anto pergi betapa pun besar cintanya.

e.    Kalimat majemuk hubungan perbandingan ditandai oleh kata penghubung daripada, ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagimana, alih-alih.
Contoh:
§  Daripada menganggur, lebih baik kamu mengolah kebun orang tuamu saja.
§  Pak Bahrun menyayangi semua kemenakannya seperti dia menyayangi anak kandungnya.
§  Penjahat itu dengan cepat menyambar perhiasan korbannya laksana seekor kucing menerkam mangsanya.
§  Saya akan menolongmu sebagaimana Ayahmu juga menolong keluargaku.
§  Alih-alih naik kereta api, ia memilih naik pesawat terbang.

f. Kalimat majemuk hubungan penyebab ditandai oleh kata penghubung sebab, karena, oleh, karena.
Contoh:
§  Pekerjaan di perusahaan itu saya lepaskan sebab saya sudah memutuskan untuk kuliah kembali.
§  Karena tiga hari tidak masuk sekolah, Andi mendapat peringatan keras dari kepala sekolahnya.
§  Keadaan menjadi genting karena musuh akan melancarkan serangan mala mini.

g.    Kalimat majemuk hubungan akibat ditandai oleh kata penghubung sehingga, sampai-sampai, maka.
Contoh:
§  Ia terlalu bekerja keras sehingga jatuh sakit.
§  Penjelasan diberikan seminggu sekali sehingga anak-anak dapat mengerjakan tugas-tugas mereka dengan teratur.
§  Kami tidak setuju, maka kami protes.

h.    Kalimat majemuk hubungan cara ditandai oleh kata penghubung dengan.
Contoh:
§  Kesebelasan PSMS Medan berhasil mempertahankan kemenangannya dengan memperkokoh pertahanan mereka.
§  Dengan cara menggendongnya, anak itu ia bawa kerumah orang tuanya.
§  Pemburu itu menunggu di atas bukit dengan jari telunjuknya melekat pada pelatuk senjatanya.

i.  Kalimat majemuk hubungan sangkalan ditandai oleh konjungsi seolah-olah, seakan-akan.
Contoh:
§  Keadaan di dalam kota kelihatan tenang, seolah-olah tidak suatu apapun yang terjadi.
§  Dia diam saja seakan-akan dia tidak mengetahui persoalan yang terjadi.
§  Ia pun menghapus wajahnya seakan Mu melenyapkan pikirannya yang risau itu.





j.  Kalimat Majemuk hubungan kenyataan ditandai oleh konjungsi padahal, sedangkan.
Contoh:
§  Pura-pura tidak tahu padahal dia tahu banyak
§  Para tamu sudah siap, sedangkan kita belum siap

k.Kalimat majemuk hasil ditandai oleh konjungsi makanya.
Contoh:
§  Tempat ini licin, makanya kamu jatuh
§  Yang datang wajahnya seram, makanya saya lari ketakutan

l.  Kalimat majemuk hubungan ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu.
Contoh:
§  Berkas riwayat hidupnya menunjukkan bahwa dia adalah seorang pelajar teladan.
§  Kebun ini telah dibersihkan Ayah, yaitu dengan memangkas dan menebang belukar yang tumbuh di sekitarnya.

m.   Kalimat majemuk hubungan antributif ditandai oleh konjungsi yang.
Contoh:
§  Pamannya yang tinggal di Bogor itu, sedang dirawat di rumah sakit.
§  Istrinya yang datang bersama dia itu, seorang insinyur.
§  Laki-laki yang berbaju putih itu adalah kakekku dari Ibu.

Klausa bebas + Klausa terikat
Perluasan dari induk kalimat







D. Makna Kalimat
            Pembahasan terdahulu membicarakan tentang kalimat ditinjau dari segi bentuknya. Pembahasan selanjutnya akan membicarakan kalimat ditinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya). Ditinjau daeri segi maknanya, kalimat dibedakan menjadi:
1.    Kalimat Berita
            Kalimat berita atau deklaratif adalah kalimat yang memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Perhatiakn contoh berikut:
§ Tadi malam terjadi kebakaran di jalan Jenderal Sudirman.
§ Memukau sekali penampilan kamu di panggung tadi malam.
§ Tahun ini film gladiator mendapat predikat sebagai film terbaik.

2.    Kalimat Perintah
            Kalimat perintah atau imperative adalah kalimat yang maknanya mamberikan perintah untuk melakukan suatu tindakan. Dalam bentuk bahasa tulis kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru (!), sedangkan dalam bahasa lisan nadanya agak naik. Perhatikan contoh berikut:
§ Tolong ambilkan buku di kamar
§ Buka pintu itu lebar-lebar

3.    Kalimat Tanya
            Kalimat tanya atau interogatif adalah kalimat yang isinya mengetahui sesuatu atau seseorang, atau kalimat yang ingin mengetahui jawaban terhadap suatu masalah atau keadaan. Pembentukan kalimat tanya dapat dilakukan dengan cara;
§ Siapakah actor terbaik di piala Oszar kemarin?
§ Bagaimana penampilan dia tadi malam?
§ Mengapa kamu tidak datang di pesta kemarin?
Mengubah intonasi kalimat (bahasa lisan) misalnya:
§ Dia akan berangkat?
§ Ini tas yang kau cari?
         Menggunakan partikel tanya “kah”, misalnya;
§ Inikah jawaban yang kau berikan?
§ Beginikah orang yang kau bangga-banggakan?
            Kalimat berita dapat diubah menjadi tanya dengan menggunakan intonasi Tanya. Untuk memperluas kalimat tanya maka partikel “kah” dapat ditambahkan pada kata tanya.
4.    Kalimat Emfatik
            Kalimat Emfatik adalah kalimat yang memberikan penegasan kepada subjek. Penegasan ini dilakukan dengan menambahkan partikel “lah” pada subjek, atau menambahkan kata sambung “yang” dibelakang subjek. contoh;
a.    Ida penyebab kesalahpahaman itu.
Idalah yang menyebabkan kesalahpahaman itu.
b.    Buruh pabrik memprotes kebijakan upah maksimum regional.
Buruh pabriklah yang memprotes kebijakan upah maksimum regional.
            Ada kalanya sebuah pertanyaan yang disampaikan itu tidak memerlukan jawaban. Pertanyaan semacam itu dikenal dengan pertanyaan teroris, yang erat kaitannya dengan gaya bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam berpidato atau dalam percakapan sehari-hari, karena sipenanya beranggapan bahwa pendengar sudah mengetahui jawabannya. Misalnya;
         “Bukankah kebebasan yang kita inginkan selama ini terpenuhi?”
            Terhadap pertanyaan semacam ini kita tidak perlu menjawabnya sebab pembicara mengajukan pertanyaan bukan untuk meminta jawaban tetapi hanya untuk menegaskan saja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar